Menuju konten utama

Kapolri Tito Karnavian Sebut Papua Rawan Konflik Saat Pileg 2019

Namun, Tito menjamin bahwa Pilpres di Papua akan lebih aman ketimbang Pileg.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberikan keterangan mengenai penindakan terduga teroris seusai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/5/2018). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan bahwa Papua adalah salah satu daerah yang rawan konflik sosial selama masa penyelenggaraan pemilihan legislatif (Pileg) 2019.

“Karena semua kandidat pada Pileg mau survive dan ingin terpilih. Itu pertarungan yang keras," ungkap mantan Kapolda Papua ini di Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Sementara untuk masa pemilihan presiden di Papua, Tito menjamin kondisinya bakal lebih aman. Ia menegaskan, pihak kepolisian akan memaksimalkan kinerja Satuan Tugas Money Politic dan Satuan Tugas Nusantara agar penyelenggaraan kedua pemilu itu bisa kondusif.

"Semua satgas akan jalan selama pemilu nanti. Kami tidak akan berhenti bekerja, kami ingin Pilpres dan Pileg berjalan dengan kondusif dan aman," ucap Tito.

Sebelumnya, Kapolri Tito pernah berpesan kepada para kandidat dan pendukung pasangan calon agar menggunakan kampanye positif dalam pemilu.

“Dalam berdemokrasi pada pemilu legislatif dan pemilu presiden nanti gunakanlah kampanye positif pada program-programnya,” ujar dia di Jakarta, Senin (10/9/2018).

Kendati demikian, Tito tidak melarang kampanye negatif agar publik tahu kelemahan dari lawan politik. Namun, ia melarang adanya kampanye terselubung.

Untuk diketahui, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp24,8 triliun untuk penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2019. Alokasi anggaran ini naik 3 persen atau bertambah Rp700 miliar dibanding biaya Pemilu dan Pilpres 2014, yang mencapai Rp24,1 triliun. Pada tahun ini, pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran pemilu sebesar Rp16 triliun.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Politik
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto