tirto.id - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengaku siap dicopot dari jabatannya bila terbukti merekayasa pengungkapan kasus jaringan terorisme Bahrun Naim di Bekasi, Jawa Barat dan daerah lainnya. Kapolri menyayangkan adanya sejumlah pihak yang mensinyalir pengungkapan kasus terorisme tersebut merupakan rekayasa pengalihan isu atas kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Saya akan mengundurkan diri bila saya terlibat merekayasa. Kalau ada bukti bahwa ini rekayasa, tunjukkan buktinya. Kami akan lakukan tindakan tegas! Kalau seandainya tidak ada bukti rekayasa, tolong pertanggungjawabkan ucapan itu (rumor pengalihan isu). Yang kami kerjakan, murni penyelidikan berbulan-bulan," tegasnya di Mabes Polri, Jumat (15/12/2016).
"Jangan ngomong tanpa data, hanya berdasar opini saja. Kasihan aparat kita yang bekerja keras," tegasnya lagi.
Pihaknya pun meminta masyarakat untuk tidak mudah terhasut dengan opini-opini miring yang berkembang. "Tolong masyarakat jangan mudah terpengaruh, jangan mudah berkomentar ini pengalihan isu. Kalau ada bukti bahwa ini rekayasa, tunjukkan buktinya itu, kami akan lakukan tindakan tegas," katanya.
Sebagaimana diketahui, Densus 88 secara berturut-turut melakukan penangkapan atas terduga teroris sejak Sabtu (10/12) lalu. Jaringan teroris ini diduga masih dalam jaringan Bahrun Naim, pentolan ISIS asal Indonesia.
Pertama kali Densus 88 menangkap tiga terduga teroris, MNS dan AS (laki-laki) serta DYN (perempuan). MNS dan AS ditangkap di jalan layang Kalimalang, Bekasi. Sementara DYN ditangkap di rumah kontrakan di Jalan Bintara Jaya 8 Bekasi, Jawa Barat. Polisi menemukan barang bukti berupa bom rakitan di kamar 104 kontrakan tiga lantai itu.
Sedangkan terduga teroris berinisial S alias Abu Iza ditangkap di daerah Sabrang Kulon Matesih, Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah, pada hari yang sama. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa jaringan MNS diduga hendak mengebom lingkungan Istana Negara, Jakarta pada Minggu (11/12) pagi. Menurut Kepala Bagian Kemitraan Biro Penerangan Masyarakat Polri Kombes Pol Awi Setiyono, bom tersebut akan diledakkan oleh DYN yang diantar oleh MNS dan AS.
Pada Kamis (15/12) dini hari Densus 88 Antiteror Mabes Polri bersama Polres Tasikmalaya kembali menangkap terduga teroris perempuan berinisial TS alias UA dan suaminya, HG. Penangkapan keduanya berkaitan dengan penangkapan terhadap Dian Yulia Novi (DYN) dan M. Nur Solihin (MNS) di Bekasi pada pekan lalu.
TS alias UA dan HG ditangkap di rumah kontrakan Jalan Padasuka, Babakan Jawa RT 03 RW 10 Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12), menyampaikan TS merupakan ibu rumah tangga yang diduga terlibat memberikan motivasi kepada terduga teroris lainnya, Dian Yulia Novi untuk berjihad. Selain itu TS juga memiliki andil mempertemukan Dian dengan M. Nur Solihin. Keduanya telah diamankan di Mapolresta Tasikmalaya Kota.
Di hari yang sama, Densus 88 juga menangkap terduga teroris bernama Ika Puspitasari (34), warga Dusun Tegalsari, Desa Brenggong, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ika disinyalir masih satu jaringan dengan teroris yang ditangkap di Bekasi dan Kalimalang, Sabtu (10/12) lalu.
Sumber: Antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH