tirto.id - Kapan malam Lailatul Qadar tidak ada yang mengetahui dengan pasti. Bahkan, Nabi Muhammad SAW pun hanya memberi isyarat mengenai malam Lailatul Qadar, yakni pada salah satu malam di sepertiga akhir Ramadhan. Berikut ini tanda-tanda malam Lailatul Qadar sebagaimana disampaikan Rasulullah SAW dalam hadis-hadis sahihnya.
Malam Lailatul Qadar merupakan malam paling mulia pada Ramadan. Dari sejarahnya, pada malam tersebut, Allah SWT pertama kali menurunkan Al-Quran dari Lauh Al-Mahfuz ke langit dunia (Baitul Izzah). Keutamaan malam Lailatul Qadar dianggap sebagai malam yang lebih baik dari dari 1.000 bulan.
Dalam hal ini, seseorang yang beribadah pada malam Lailatul Qadar, pahala ibadahnya akan berlipat ganda, seakan-akan ia beribadah selama 1.000 bulan tanpa henti. Hal itu tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Qadr ayat 1-5:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al-Quran] pada malam kemuliaan [Lailatul Qadar]. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu [penuh] kesejahteraan sampai terbit fajar," (Q.S. Al-Qadr [97]: 1-5).
Rasulullah SAW memberi teladan pada umatnya untuk meningkatkan intensitas ibadah pada 10 hari terakhir Ramadan dengan tujuan meraih Lailatul Qadar.
Hal itu tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Aisyah RA, ia berkata: "Rasulullah SAW bersungguh-sungguh [beribadah apabila telah masuk] malam kesepuluh [terakhir] yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lain," (H.R. Muslim).
Terkhusus malam Lailatul Qadar sendiri, Rasulullah SAW bersabda: "Carilah Lailatul qadar pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadan," (H.R. Bukhari).
Berdasarkan hal itu, bisa dipastikan bahwa malam Lailatul Qadar akan jatuh pada salah satu dari 21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadan.
Jika merujuk pada penanggalan masehi, malam Lailatul Qadar akan jatuh pada salah satu dari 22, 24, 26, 28, atau 30 April 2022 sesuai versi pemerintah dan Nahdlatul Ulama.
Sementara itu, jika mengacu pada versi Muhammadiyah, malam Lailatul Qadar akan jatuh pada salah satu dari 21, 23, 25, 27, atau 29 April 2022.
Meskipun demikian, salah seorang tabi'in periwayat hadis Musaddad bin Musrihad menyatakan, "tetapi beliau (Rasulullah SAW) tidak senang jika kalian bergantung pada Lailatul Qadar".
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menyatakan bahwa hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah untuk memotivasi umat Islam agar bersungguh-sungguh beribadah pada sepertiga akhir Ramadan.
"Berbeda apabila ditetapkan pada satu malam tertentu, orang-orang akan beribadah dengan sungguh-sungguh pada malam itu saja," tulis Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Baari (2000).
Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Kendati Lailatul Qadar merupakan rahasia Allah SWT, serta tidak ada yang mengetahuinya dengan pasti, Nabi Muhammad SAW sudah memberi petunjuk mengenai tanda-tanda malam Lailatul Qadar.
Berikut ini rangkuman singkat mengenai tanda-tanda malam Lailatul Qadar beserta dalilnya.
1. Langit malam Lailatul Qadar sangat bersih
Pada malam Lailatul Qadar, kondisi langit sangat bersih, tidak mendung, dan tidak berawan. Hawanya juga sejuk, tidak panas dan tidak dingin.
Hal itu tergambar dalam hadis riwayat Abdullah bin Abbas: "Sesungguhnya Rasulullah bersabda tentang (tanda-tanda) Lailatul Qadar (yaitu) malam yang mudah, indah, tidak (berhawa) panas atau dingin, matahari terbit (pada pagi harinya) dengan cahaya kemerahan (tidak terik),” (H.R. Bukhari).
2. Fajar Lailatul Qadar bersuasana sejuk
Setelah melewati malam yang cerah dan langit yang bersih, fajar malam Lailatul Qadar juga sejuk. Matahari terbit dengan jelas, tanpa ada mendung berawan sama sekali, serta tidak menyilaukan.
Diriwayatkan dari jalur Ubay bin Ka'ab, yang berkata, "Lailatul Qadar itu adalah malam ketika Rasulullah memerintahkan kami untuk menegakkan salat di dalamnya, malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke-27 (dari bulan Ramadan). Tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang terik menyilaukan," (H.R. Muslim).
Editor: Addi M Idhom