tirto.id - Salah satu amalan yang dianjurkan untuk dilakukan pada sepertiga akhir Ramadhan adalah mencari berkah Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar merupakan momen paling agung selama Ramadhan. Pasalnya, malam tersebut digambarkan sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barang siapa yang mengerjakan ibadah, salat malam, serta amalan saleh pada malam tersebut akan diampuni dosa-dosanya di masa silam, serta pahalanya akan diganjar berlipat ganda.
Keutamaan malam Lailatul Qadar tergambar dalam surah Al-Qadr ayat 3-5: "Malam kemuliaan itu [malam Lailatul Qadar] lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar," (QS. Al-Qadr [97]: 3-5).
Lailatul Qadar pasti datang pada setiap Ramadan. Perkaranya, tidak ada yang tahu kapan malam tersebut. Namun, Rasulullah SAW memberi isyarat bahwa Lailatul Qadar berada pada 10 hari terakhir Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil.
Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Carilah Lailatul qadar pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadan," (H.R. Bukhari).
Pada hadis lain yang diriwayatkan Aisyah, ia berkata bahwa: "Beliau [Rasulullah SAW] bersungguh-sungguh [beribadah apabila telah masuk] malam kesepuluh [terakhir] yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lain," (H.R. Muslim).
Islam memerintahkan umatnya untuk beribadah bersungguh-sungguh, serta menaikkan intensitas ibadah pada sepertiga akhir Ramadan demi meraih Lailatul Qadar.
Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mencari malam Lailatul Qadar dengan mendirikan salat sunah pada malam tersebut.
"Barang siapa salat pada saat malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau," (HR. Bukhari).
Meskipun ada perintah untuk mencari malam Lailatul Qadar dengan salat sunah, sebenarnya tidak ada salat sunnah khusus yang diperintahkan pada malam Lailatul Qadar.
Salat sunah yang dapat dikerjakan pada malam Lailatul Qadar adalah salat sunah yang lazimnya dikerjakan pada malam-malam Ramadan.
Daftar Sholat Sunnah yang Dapat Dikerjakan Untuk Meraih Lailatul Qadar
Berikut ini sejumlah salat sunah yang dapat didirikan untuk mencari berkah Lailatul Qadar. Salat-salat sunah itu terdiri dari salat qabliyah-bakdiyah Isya, salat tarawih, tahajud, witir, hingga salat qabliyah Subuh.
Berikut ini penjelasan mengenai keutamaan salat-salat sunah tersebut, jumlah rakaat, dan bacaan niatnya.
1. Salat Sunah Qabliyah dan Bakdiyah Isya
Salat sunah pertama yang dapat rutin dilaksanakan pada sepertiga akhir Ramadan adalah salat sunah qabliyah dan bakdiyah Isya. Salat sunah ini memiliki keutamaan yang agung di sisi Allah SWT.
Dalam hadis yang diriwayatkan Aisyah, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Barang siapa merutinkan salat sunah dua belas rakaat dalam sehari, maka Allah akan membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas rakaat tersebut adalah empat rakaat sebelum zuhur, dua rakaat sesudah zuhur, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Nasa’i).
Salat sunah qabliyah dan bakdiyah Isya dikerjakan sejumlah 2-2 rakaat. Salat sunah qabliyah Isya dikerjakan 2 rakaat sebelum salat Isya, dilanjutkan dengan 2 rakaat bakdiyah selepas Isya.
Niat salat sunah qabliyah isya adalah:
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Ushollii sunnatal isyaa’i rok’ataini qabliyatam mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala"
Artinya: "Aku berniat mengerjakan salat sunah sebelum Isya dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
Niat salat sunah bakdiyah isya adalah:
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Usholli sunnatal isyaa’i rok’ataini ba’diyattam mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala."
Artinya: "Aku berniat mengerjakan salat sunah sesudah Isya dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
2. Salat Tarawih
Salat tarawih merupakan ibadah khusus yang hanya dijalankan pada Ramadan. Pahala ibadah ini demikian besar sehingga umat Islam sangat dianjurkan melaksanakannya pada bulan puasa.
Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadan (salat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Salat sunah tarawih dapat dikerjakan sebanyak 8 rakaat atau 20 rakaat, sebagaimana yang diajarkan para ulama salaf. Salat tarawih bisa didirikan secara berjemaah atau sendirian (munfarid).
Ketentuan mengenai salat tarawih 8 rakaat dapat dilihat di sini, sedangkan yang 20 rakaat dapat dicek di sini.
Niat untuk salat tarawih sebagai imam adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā."
Artinya: "Aku berniat sembahyang sunah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah."
Adapun niat salat tarawih sebagai makmum sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā."
Artinya: "Aku berniat sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah."
Sedangkan untuk niat salat tarawih sendiri:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā."
Artinya: "Aku berniat sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah SWT."
3. Salat Tahajud
Salat tahajud merupakan salat sunah yang paling utama dengan ganjaran yang agung. Bagi yang rutin mendirikannya dijanjikan surga oleh Allah SWT di akhirat.
Dari Abdullah bin Salam RA, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia! Sebarkanlah salam, jalinlah tali silaturahmi [dengan kerabat], berilah makan [kepada istri dan kepada orang miskin], salatlah di waktu malam sedangkan manusia yang lain sedang tidur [tahajud], tentu kalian akan masuk ke dalam surga dengan penuh keselamatan,” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Salat tahajud dikerjakan dalam jumlah rakaat genap, minimal 2 rakaat, atau bisa diteruskan menjadi 4, 6, 8, 10, 12, dan seterusnya. Formasi pengerjaan salat tahajud adalah masing-masing 2 rakaat.
Untuk mendirikan salat tahajud, niatnya sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Ushalli sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillāhi ta‘ālā."
Artinya: "Aku berniat sembahyang sunah tahajud dua rakaat karena Allah SWT."
Terkait pengerjaan salat tahajud pada Ramadan, ketentuannya dapat dilihat di sini.
4. Salat Witir
Setelah salat tahajud, salat sunah afdal lainnya ialah witir. Untuk pelaksanaannya, shalat witir lebih baik dikerjakan di akhir malam atau menjelang waktu shubuh. Namun bila khawatir tidak bangun pada waktu itu, Rasulullah SAW menganjurkan pelaksanaannya sebelum tidur.
Rujukannya adalah hadis yang diriwayatkan Abu Sufyan dari Jabir, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia melakukan witir di awal malam. Dan siapa yang berharap mampu bangun di akhir malam, hendaklah ia witir di akhir malam, karena shalat di akhir malam disaksikan [ para malaikat] dan hal itu adalah lebih afdal,” Abu Mu’awiyah berkata, “Mahdlurah [dihadiri oleh para malaikat],” (HR. Muslim).
Berbeda dengan salat sunah lainnya, rakaat salat witir harus ganjil. Salat witir bisa dikerjakan 1 rakaat saja atau 3 rakaat, dan maksimal 11 rakaat. Di Indonesia, pada setiap Ramadan, salat witir berjamaah umumnya dikerjakan dengan tiga rakaat.
Formasi rakaatnya ada 2 macam. Pertama, salat witir 3 rakaat sekaligus 1 salam. Kedua, salat witir yang dikerjakan dengan 2 rakaat satu salam, lalu dilanjutkan lagi 1 rakaat satu salam.
Untuk melaksanakan salat witir 3 rakaat sekaligus, niatnya adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Ushallii sunnatal-witri salasa’raka’atin mustaqbilal qiblati [makmuuman / imaaman] lillaahi ta’alaa."
Artinya, "Saya berniat mengerjakan salat sunah witir, tiga raka’at dengan menghadap kiblat, [makmum / imam], karena Allah Ta’ala".
Niat salat witir dua rakaat:
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Ushallii sunnatal-witri rak’ataini mustaqbilal qiblati [makmuuman / imaaman] lillaahi ta’alaa."
Artinya, "Saya berniat mengerjakan salat sunah witir, dua raka’at dengan menghadap kiblat, [makmum / imam], karena Allah Ta’ala".
Niat salat witir satu rakaat:
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِرَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Ushallii sunnatal-witri rok’atan mustaqbilal qiblati [makmuuman / imaaman] lillaahi ta’alaa."
Artinya: "Saya berniat mengerjakan salat sunah witir, satu raka’at dengan menghadap kiblat, [makmum / imam], karena Allah Ta’ala".
5. Salat Qabliyah Subuh
Salat sunah qabliyah subuh adalah salah satu salat sunah rawatib lainnya yang amat dianjurkan didirikan. Nabi Muhammad SAW juga menekankan pahalanya yang agung.
Hal ini tergambar dalam hadis riwayat Aisyah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dua raka’at shalat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya,” (HR. Muslim).
Untuk melaksanakan salat qabliyah subuh atau salat fajar, niatnya adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Usholli Sunnatash Subhi Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala"
Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum subuh dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
Editor: Addi M Idhom