tirto.id - Bagaimana tata cara sholat tarawih sendiri di rumah dengan jumlah 11 rakaat (ditambah dengan 3 rakaat witir)? Apakah boleh dalam shalat tarawih 11 rakaat tersebut, seseorang menjalankannya dengan 4 rakaat sekali salam dalam formasi 4-4-3?
Shalat tarawih sebagai shalat khusus yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan, memiliki ragam formasi yang berbeda. Ada yang mengerjakannya 8 rakaat ditambah 3 witir, ada pula yang 20 rakaat ditambah 3 witir. Ada pula yang melakukan shalat tarawih 36 rakaat dengan total 39 rakaat ditambah witir 3 rakaat.
Dalam Tuntunan Ibadah pada Bulan Ramadhan di Masa Darurat Covid-19 terbitan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2020:45), kalangan yang menunaikan shalat tarawih 8 rakaat melandaskan hal ini pada dalil riwayat dari Aisyah, bahwa Nabi saw. tidak pernah melakukan shalat sunnah di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari 11 rakaat.
"Beliau shalat 4 rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau shalat lagi 4 rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
Sementara itu, dalam Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan oleh Ma'ruf Khozin (2017:29), pengerjaan shalat tarawih secara berjamaah dimulai pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab dengan jumlah 20 rakaat. Beberapa tabi'in meriwayatkan hal ini, termasuk Yazid bin Rauman yang berkata, "Umar memerintahkan seseorang (Ubay bin Ka'ab) menjadi imam salat Tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat".
Bagi yang menunaikan shalat tarawih 20 rakaat, cara mengerjakannya adalah 2 rakaat demi 2 rakaat. Hal ini disebutkan oleh Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi dalam Al Majmu Syarah al-Muhadzdzab, mengutip Asy-Syirazi, bahwa "di antara shalat sunnah rawatib adalah qiyam Ramadhan, jumlah rakaatnya 20 rakaat dengan 10 kali salam".
Terkait shalat tarawih 20 rakaat ini, Imam Nawawi menyebutkan, "waktu tarawih masuk seiring berakhirnya shalat Isya seperti yang dikemukakan Al Baghawi dan lainnya. Waktu tarawih tetap ada hingga terbit fajar, dan dilakukan 2 rakaat 2 rakaat seperti biasa. Tidak sah bila dilakukan 4 rakaat demi 4 rakaat dengan satu salam".
Sementara itu, bagi yang menunaikan shalat tarawih seperti yang dilakukan Muhammadiyah, formasi yang umum diketahui adalah 4+4+3 atau 2+2+2+2+2+1.
Untuk pengerjaan shalat tarawih dalam formasi 4+4+3, Muhammadiyah tidak menggunakan tasyahud awal, atau mengerjakannya dengan 4 rakaat 1 salam. Hal ini dapat ditelaah lebih jauh di "Tasyahud Awal dalam Salat Tarawih Empat Rakaat" oleh Muhammad Rofiq Muzakkir (Tarjih.or.id).
Pengerjaan shalat tarawih hendaknya dikembalikkan pada formasi yang diyakini. Jika seseorang sudah memilih 20 rakaat tarawih ditambah 3 witir, maka yang dilakukan adalah shalat 2 rakaat demi 2 rakaat hingga akhir, kemudian ditutup dengan 3 shalat witir yang pengerjaannya dipisah menjadi 2 rakaat ditambah 1 rakaat.
Sementara itu, untuk mereka yang melakukan shalat tarawih 8 rakaat dalam formasi 4+4+3, mengerjakan shalat tarawih dilakukan 4 rakaat demi 4 rakaat, ditambah shalat witir yang dikerjakan secara langsung 3 rakaat.
Editor: Iswara N Raditya