Menuju konten utama

Kampanye Akbar Dinilai Tidak Efektif: Bak Pedang Bermata Dua

Pengamat politik, Ujang Komarudin, menilai, kampanye akbar bak pedang bermata dua. Karena bisa menurunkan semangat timses saat peserta yang hadir sedikit.

Kampanye Akbar Dinilai Tidak Efektif: Bak Pedang Bermata Dua
Mahasiswa dari BEM ReMa IKIP PGRI Pontianak membawa poster saat menggelar deklarasi Pemilu Damai di perempatan lampu merah di Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (20/1/2024).ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/nz

tirto.id - Tiga pasangan calon presiden-wakil presiden mulai melakukan kampanye akbar di sejumlah provinsi. Usaha mereka untuk meraup suara dari masyarakat ini dilaksanakan sejak 21 Januari hingga 10 Februari 2024.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga telah menetapkan zonasi kampanye akbar kali ini. Dalam Keputusan KPU nomor 78 tahun 2024 menjelaskan, kampanye rapat umum atau akbar dengan skema zonasi telah disepakati bersama oleh ketiga tim pasangan calon (paslon) capres-cawapres dan partai politik (parpol).

Selain itu, KPU juga telah menetapkan tiga zonasi kampanye akbar yakni zona A yang terdiri dari 13 provinsi, zona B 13 provinsi dan zona C terdiri dari 12 provinsi.

Dalam catatan Tirto, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), tercatat sudah beberapa kali melakukan kampanye akbar. Anies pun mengajak para pendukungnya untuk turut serta.

Kampanye akbar perdana Anies Baswedan

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyampaikan orasi politiknya di hadapan pendukungnya saat kampanye akbar di Pinang, Tangerang, Banten, Minggu (21/1/2024). Pasangan capres nomor urut 1 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar menjadikan Tangerang Raya sebagai wilayah perdananya menggelar kampanye akbar pilpres 2024. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.

Dalam akun instagram, Anies Baswedan @aniesbaswedan , mengunggah jadwal kampanye akbar AMIN. Terlihat mereka akan melakukan kampanye di Ternate, Aceh, Bandung, Pasuruan hingga puncaknya di Jakarta International Stadion, Jakarta.

"Sampai jumpa di Kampanye Akbar berikut ini. Apakah ada kotamu? Simpan dulu dan bagikan ke keluarga, teman, tetangga terdekat," ajak Anies dalam akun instagramnya dikutip Tirto, Rabu (24/1/2024).

Kampanye akbar perdana Anies berkunjung ke Tangerang Banten, Minggu (21/1/2024). Mantan Gubernur DKI Jakarta ini melakukan senam bersama.

Setelah itu, pada Senin (22/1/2024), Anies melakukan kunjungan ke Cikarang dan Parung. Di Cikarang, Lapangan Stadion Mini Cikarang, dia mengaku senang melihat warga sangat antusias yang menunjukkan ingin adanya perubahan di Tanah Air.

Kemudian, di Bekasi, Anies berjanji untuk mendorong investor untuk berinvestasi sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, Anies juga berjanji akan memberantas praktik-praktik 'orang dalam' untuk rekrutmen tenaga kerja. Dia mengakui tidak hanya di pemerintahan tetapi juga terjadi di sektor swasta.

Berbeda dengan Anies dan Cak Imin, pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran, tidak banyak melakukan kegiatan kampanye akbar. Mereka lebih memilih untuk melakukan pertemuan dengan organisasi hingga tokoh agama. Sehari sebelum kampanye akbar, Sabtu (19/1/2024), Prabowo bertemu komunitas penggemar Erick Thohir di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Prabowo Gibran Kunjungi Sultan Jogja

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan silaturahmi ke Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, di Kantor Gubernur Yogyakarta, Senin, (22/1/2024). foto/Tim Media Prabowo Subianto

Prabowo membuka kampanye akbar dengan melakukan dua pertemuan di Majalengka bersama politisi, Maruarar Sirait, untuk bersilaturahmi dengan warga di Lapangan Sepak bola Jatipamor.

Setelah itu, Prabowo melanjutkan bertemu anggota Koperasi Mekar Digital yang dibina oleh eks Menteri BUMN, Rini Soemarno. Selanjutnya, Senin (22/1/2024), Prabowo-Gibran justru bertemu dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X di kantor Gubernur DIY. Sri Sultan menegaskan tak ada sedikit pun pembicaraan mengenai politik terutama jelang Pemilu 2024.

"Enggak ada pembicaraan politik, enggak ada obrolan macam-macam, kita bicara secara umum dalam arti kita bertukar pikiran saja," kata Sri Sultan.

Pesta Rakyat Ganjar-Mahfud di Bali

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) menyapa ribuan warga saat Pesta Rakyat Ganjar-Mahfud di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Bali, Sabtu (20/1/2024). Kegiatan yang digelar oleh relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD tersebut merupakan kampanye terbuka yang dihelat dengan format pertunjukan musik. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nz

Sementara itu, pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud, memulai kampanye akbar di Sidoarjo, Jawa Timur, dan Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/1/2024). Mereka mengangkat konsep hajatan rakyat atau harapan jutaan rakyat. Dalam hajatan rakyat di Bandung, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, turun gunung bertemu masyarakat.

Ganjar Pranowo pun menjanjikan akan menggratiskan internet jika menang pada Pilpres 2024. Dia mengeklaim program tersebut penting lantaran akan menfasilitasi anak muda untuk belajar dan berusaha mewujudkan ekonomi kreatif. Tidak hanya itu, Ganjar juga menilai ekonomi kreatif yang akan muncul ketika difasilitasi internet gratis akan berdampak positif, salah satunya bisa sanggup untuk sekadar membayar makan siang.

Selain itu, Ganjar juga menyoroti internet gratis membawa harapan berkembangnya kemampuan anak memahami keterampilannya. Dalam jangka panjang, internet gratis akan lebih banyak membuka lapangan kerja baru.

“Mereka bisa jadi penyanyi, mereka jadi seniman budayawan, mereka menulis, mereka menjadi designer, mereka main e-sport, mereka jadi gamer, dengan internet itu harapannya berkembang,” kata Ganjar.

Lantas apakah kampanye akbar yang dilakukan para paslon bisa meraup suara?

Kampanye akbar dinilai bisa mengajak kembali masyarakat ramai-ramai untuk hadir di tempat pemungutan suara (TPS) dan memilih pemimpin selanjutnya. Analis politik dari Universitas Multimedia Nusantara, Silvanus Alvin, menuturkan, kampanye akbar memiliki nilai simbolis yang tinggi.

Melalui pertemuan besar, paslon dapat menciptakan kesan kekuatan, dukungan massa, dan antusiasme. Pesan ini dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap elektabilitas hingga popularitas.

"Nah, kampanye akbar dapat menciptakan momen besar serta mampu mengumpulkan massa. Tujuan utamanya bisa untuk memantapkan pilihan atau membangun loyalitas. Agar kampanye negatif yang menerpa para pemilih bisa berkurang atau hilang efeknya. Jadi memantapkan posisi dari paslon yang menggelarnya," kata Alvin saat dihubungi Tirto, Rabu (24/1/2024).

Kedua, dia menuturkan, kampanye akbar sering kali mendapatkan cakupan media yang luas. Hal itu dinilai bisa memperluas jangkauan pesan kampanye dan meningkatkan visibilitas paslon.

Tidak hanya itu, Alvin juga mengeklaim, kampanye akbar masih efektif. Terutama bagi masyarakat akar rumput, apalagi di kegiatan kampanye akbar diiringi hiburan. Hal ini tidak terlepas dari paslon didukung para selebriti.

"Bisa saja para selebriti ini menjadi pihak yang memberi daya tarik entertainment dan diselipkan narasi politik sesuai arah paslon. Jadi bisa dibilang komposisinya, 20% politik dan 80% entertainment," kata Alvin.

Senada dengan Alvin, Pengamat Politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai, kampanye akbar justru efektif karena mampu mengetahui sikap pemilih. Dia menuturkan dari catatan survei pertemuan langsung menyumbang cukup besar perubahan warga.

"Kampanye besar sejauh ini masih masuk kategori efektif," kata Dedi.

Dedi mengatakan, Anies-Muhaimin yang terkesan lebih banyak melakukan kampanye akbar karena mereka dari kelompok minoritas, tidak memiliki jejaring kekuasaan untuk bisa digerakkan.

Hal ini kontras dengan Prabowo-Gibran yang disokong elit kekuasaan dari presiden hingga anggota kabinet. Mereka cukup menggunakan jejaring kekuasaan yang jauh lebih mudah.

Selain itu, minimnya kampanye besar dinilai mempengaruhi kurangnya antusias publik sehingga bisa berdampak buruk bagi reputasi dan propaganda. Situasi itu, bisa menjadi sebab mengapa Prabowo dan Ganjar terkesan minim lakukan kampanye besar.

"Justru, kampanye langsung lebih menjanjikan pemilih dibandingkan dengan media sosial, dari sisi Propaganda memang media sosial akan mudah sebarkan materi propaganda, tapi minim pengaruh terhadap elektabilitas," kata Dedi.

Dedi juga menilai minimnya ketidakmampuan kampanye akbar merupakan bukti tidak mampu menunjukkan simpatisan ke publik. Dia menuturkan, kampanye besar menciptakan hiruk pikuk dan iklim kemenangan, dan membangun relasi langsung dengan pemilih. Lebih lanjut, dia pun khawatir jika kampanye besar tidak dilakukan kemungkinan nuansa keriuhan besar tidak terbangun saat pesta demokrasi.

"Meskipun ada unsur lain mengapa tidak dilakukan, misalnya karena faktor kesehatan mengingat aktivitas itu memerlukan fisik yang kuat," kata Dedi.

Dampak Positif Kampanye Akbar

Berbeda dengan Alvin dan Dedi, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menilai kampanye akbar kurang efektif untuk meraup suara. Namun, dia menilai, ada dampak positif dari agenda tersebut.

Dia menuturkan, terdapat dua manfaat yang didapatkan para paslon. Pertama, para tim sukses (timses) bisa menggetarkan lawan ketika peserta yang hadir banyak. Kemudian, para timses akan menjadi lebih bersemangat dan menumbuhkan semangat psikologis untuk memenangkan pemilu.

"Jadi saya melihatnya walaupun tidak efektif, artinya kurang efektif untuk bisa dikonversi untuk menaikkan elektabilitas atau mengkonversi suara, tapi paling tidak ya dua hal, bisa menggetarkan lawan dan mempengaruhi psikologi tim untuk merebut kemenangan. Biasanya seperti itu digunakan kampanye akbar itu," kata Ujang.

Sementara itu, Ujang menilai kampanye akbar seperti pedang bermata dua karena bisa menurunkan semangat tim saat peserta yang hadir sedikit.

"Saya melihat soal efektif atau tidak kita harus melihat ke depan. Kita tidak bisa menilai akhirnya efektif atau tidak karena masih terus terlaksana dan belum disurvei, akan terlihat nilai efektif atau tidak ketika disurvei pasca kampanye akbar tersebut," kata Ujang.

Baca juga artikel terkait KAMPANYE AKBAR atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - News
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin