tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan defisit anggaran sebesar 2,29 persen dari PDB atau sebesar Rp522,8 triliun. Defisit tersebut berasal dari target pendapatan negara yang direncanakan sebesar Rp2.781,3 triliun dan belanja negara dialokasikan sebesar Rp3.304,1 triliun.
"Penerimaan perpajakan sebesar Rp2.307,9 triliun dan PNBP sebesar Rp473,0 triliun, serta Hibah sebesar Rp0,4 triliun," ujar Jokowi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Belanja negara dialokasikan sebesar Rp3.304,1 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.446,5 triliun dan Transfer ke Daerah sebesar Rp857,6 triliun.
"Keseimbangan primer negatif Rp25,5 triliun didorong bergerak menuju positif," kata Jokowi.
Dengan pengelolaan fiskal yang kuat, disertai dengan efektivitas dalam mendorong transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat, maka tingkat pengangguran terbuka 2024 diharapkan dapat ditekan dalam kisaran 5,0 persen hingga 5,7 persen.
Lalu angka kemiskinan dalam rentang 6,5 persen hingga 7,5 persen, rasio gini dalam kisaran 0,374 hingga 0,377, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,99 hingga 74,02.
Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 105 sampai dengan 108 dan 107 sampai dengan 110.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang