Menuju konten utama
Debat Kedua Pilpres 2019

Jokowi: Saya Sampaikan Data Kementerian, Bukan Karangan Sendiri

"Wong kita ini menyampaikan data dari kementerian, bukan karangan saya sendiri,” kata Jokowi

Jokowi: Saya Sampaikan Data Kementerian, Bukan Karangan Sendiri
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) menyampaikan pendapatnya saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, data-data yang disampaikannya dalam berbagai kesempatan, termasuk impor jagung dan beras, diperoleh dari Kementerian dan Lembaga (K/L). Jika data tersebut tidak sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), Presiden memperkirakan kemungkinan kuota impor yang diberikan tidak terealisasi.

“Ya coba dicek saja, bisa saja itu kuota tapi tidak terealisasi. Tolong dicek, dicek lapangan. Wong kita ini menyampaikan data dari kementerian, bukan karangan saya sendiri,” kata Jokowi menjawab wartawandi Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Senin (18/2/2019) pagi, sebagaimana diwartakan setkab.go.id.

Jokowi mencontohkan misalnya yang berkaitan dengan impor jagung, Presiden menegaskan sudah konfirmasi lagi ke Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan (Mendag), jika pada 2018 jumlah impornya 180.000 ton, dan juga ada ekspor 380.000 ton.

Untuk masalah impor beras meskipun produksinya berlebih, Jokowi menekankan, impor itu yang pertama dilakukan untuk cadangan strategis. Yang kedua, untuk hal-hal yang bersifat darurat karena bencana; yang ketiga juga jaga-jaga kalau gagal panen, kalau juga ada hama.

“Dari data BPS yang saya terima di 2018 itu sudah surplus 2,8 juta ton, tolong konfirmasi ke BPS. Jadi kita itu datanya data dari kementerian, dari lembaga, bukan ngarang sendiri, bukan ngarang-ngarang itu,” tegas Presiden.

Dalam debat kedua Pilpres 2019, Jokowi menanggapi pertanyaan Prabowo Subianto mengenai impor pangan yang terus terjadi selama Jokowi menjabat sebagai presiden.

Jokowi mengklaim produksi beras sejak 2014, impor beras turun dan produksi beras pada tahun 1984 saat swasembada beras sebesar 21 juta ton, sedangkan saat ini produksi beras nasional 21 juta ton.

"Produksi [beras] kita 33 juta ton, konsumsi kita 29 koma, artinya ada surplus 3 juta ton atau 2,8 juta ton, kita sudah surplus, pertanyaannya, kenapa kita impor, karena impor itu untuk menjaga stabilitas harga, kita punya cadangan kl bencana alam," jelas Jokowi, pada segmen kelima Debat Kedua Capres Pilpres 2019, di Hotel Sultan, Senayan, Minggu (17/2/2019).

Sebelumnya, Prabowo mencecar Jokowi soal impor pangan selama empat tahun masa pemerintahan Jokowi.

"Saya ingin bertanya bahwa Bapak Jokowi waktu menjabat sebagai presiden, bahwa tidak akan impor komoditas pangan, ternyata dalam 4 tahun, banyak mengimpor, ada datanya semua, padahal Bapak [Jokowi] sendiri membangggakan produksi naik," ujar Prabowo

Menanggapi pertanyaan itu, Jokowi menegaskan capaian kinerja bahwa impor jagung pada 2014 sebesar 3,5 juta ton, lalu pada 2018 bisa berkurang 3,3 juta ton, dan hanya impor 180 ribu ton. "Artinya petani jagung kita itu memproduksi 3,3 juta ton, memang ini tidak mungkin membalikkan telapak tangan, perlu waktu juga," jelas Jokowi.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Politik
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Maya Saputri