tirto.id - Presiden Joko Widodo mempertanyakan penyebab tingginya harga beras saat ini. Padahal, para petani baru saja memasuki waktu panen raya yang seharusnya membuat stok beras melimpah
"Logikanya panen raya suplainya banyak, mestinya harga turun. Nah ini kok ndak. Ini yang baru kita cari. Ini yang senang petaninya, senang tetapi konsumennya pasti akan berteriak. Saya kira keseimbangan itu yang ingin kita jaga," Kata Jokowi seusai menghadiri peresmian pembukaan "Business Matching" Produk Dalam Negeri Tahun 2023 di Jakarta, Rabu.
Meski harga beras sedang tinggi, Jokowi menolak jika harus mengimpor beras. Jokowi mengakui, pemerintah bisa saja langsung menurunkan harga beras dengan mengambil opsi impor. Akan tetapi, pemerintah mencari cara lain agar ada keseimbangan harga.
Diketahui, sejumlah komoditas pangan seperti beras mengalami kenaikan harga. Harga beras terus merangkak naik dalam beberapa hari terakhir meski sudah masuk panen raya. Hal tersebut terlihat berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS),Selasa (14/3/2023).Beras jenis medium I saat ini mulai mengalami kenaikan. Rerata harganya mencapai Rp13.250 per kg. Padahal, sebelumnya harga beras menyentuh Rp13.200 per kg. Senin (13/3/2023).
Naiknya harga beras telah terjadi di semua daerah. Harga beras paling mahal dibanderol Rp17.850 per kg di kota Banjarmasin . Sedangkan, untuk yang paling murah di harga Rp9.250 per kg di Nusa Tenggara Barat.
Beras jenis kualitas super I juga kompak mengalami kenaikan harga. Rerata harganya mencapai Rp14.700 per kg. Padahal, sebelumnya harga beras tersebut menyentuh Rp14.650 per kg.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Reja Hidayat