tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengembangan Stasiun Manggarai Tahap I, Senin (26/12/2022). Dia menuturkan Manggarai menjadi stasiun tersibuk karena menyediakan 14 jalur dari sebelumnya 7 jalur.
"Hari ini saya akan meresmikan pengembangan Stasiun Manggarai yang merupakan salah satu stasiun dengan lalu lintas kereta tersibuk di Indonesia," Kata Jokowi, Senin.
Jokowi menjelaskan Stasiun Manggarai melayani penumpang commuter line dengan rute tujuan Jakarta Kota, Tanah Abang dan Bekasi dengan lalu lintas dan penumpang yang sangat padat. Dia menuturkan beberapa pengembangan dilakukan.
Dia merinci yaitu proyek double double track rute Manggarai-Cikarang hingga penambahan lajur di Manggarai dari 7 jalur menjadi 14 jalur. Terdiri 10 jalur kereta api at grade (konsep darat) dan 4 jalur kereta api elevated (melayang).
Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan pengembangan Stasiun Manggarai sangat penting untuk meningkatkan frekuensi dan perjalanan kereta api. Lalu meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat dari Jakarta ke kota-kota penyangga lainnya dan sebaliknya.
Kemudian, menambah layanan kereta api Bandara menuju bandara Soekarno Hatta serta mengintegrasikan berbagai model transportasi umum lainnya seperti Transjakarta, ojek online, bajaj. Diharapkan dengan adanya fasilitas dan terintegrasi mendorong masyarakat untuk terus menggunakan transportasi umum.
"Mobilitas dan aktivitas masyarakat akan semakin lancar dan efisien dan masyarakat semakin senang menggunakan transportasi massal, menggunakan transportasi umum," bebernya.
Sementara itu, dia menilai kereta api merupakan alternatif angkutan umum yang dibutuhkan dan diminati masyarakat. Karena itu, pemerintah kata Jokowi berkomitmen untuk terus mengembangkan infrastruktur kereta.
"Untuk itu pemerintah akan terus membangun dan mengembangkan infrastruktur Perkeretaapian terutama untuk menghubungkan antar wilayah yang padat penduduk baik dengan commuter line, lrt, MRT, kereta cepat, kereta bandara sampai dengan pembangunan double track," pungkasnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin