tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menjelaskan tumbuhnya terorisme diakibatkan gagalnya pemerintah dalam mengelola negara sehingga masyarakatnya merasa tidak memiliki harapan karena angka pengangguran yang terus meningkat.
"Terorisme dan radikalisme datang dari negara-negara gagal, karena mereka merasa tidak ada harapan,” kata JK saat memberikan kuliah umum di Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat (AS), Jumat (22/9/2017).
Selain itu, JK menilai banyak juga orang-orang tertarik bergabung ke dalam terorisme karena diiming-imingi oleh ajaran yang salah. “Begitu mudah dijanjikan masuk surga, mereka dengan senang hati melakukannya," katanya.
Negara-negara gagal yang dimaksudkan Wapres itu juga terjadi karena serangan Amerika Serikat (AS), seperti yang terjadi di Irak, Suriah, Lebanon dan Afganistan.
Pasalnya, menurut JK, munculnya ISIS juga berasal dari negara-negara gagal tersebut.
Untuk itu, JK mengatakan bahwa Indonesia telah mencegah melalui program de-radikalisasi terhadap lebih dari 10.000 mantan teroris yang dipenjara di 72 penjara di seluruh Indonesia.
Baca: Indeks Demokrasi Indonesia Menurun di Tahun 2016
"Tidak ada negara yang seperti Indonesia, dengan jumlah penduduk nomor empat di dunia dengan berbagai etnis, suku dan budaya serta tersebar dalam berbagai pulau, tetapi saling menghormati,” kata dia, seperti dikutip Antara.
Menurut JK, hal itu terjadi karena di Indonesia sejak dahulu hidup dalam harmoni. "Kami memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika, meski berbeda-beda, tapi tetap satu," kata Wapres.
JK menekankan bahwa perbedaan agama juga tidak menjadi masalah di Indonesia dan apabila mendengar ada beberapa konflik di Indonesia, maka persoalannya bukan karena agama, tetapi karena kesenjangan, bahkan soal demokrasi atau politik.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto