tirto.id - Bentuk panggung terus berkembang seiring banyaknya tontonan seni pertunjukan dari waktu ke waktu. Di Indonesia, panggung pertunjukan juga menjadi bagian dalam tradisi lokal. Setiap pertunjukan biasanya dilakukan di atas panggung dengan bentuk berbeda-beda.
Sebagai misal, pertunjukan Tari Keraton Jawa selalu ditampilkan di pendopo keraton (Prabasuyasa). Sementara itu, wayang orang di Keraton Yogyakarta dipentaskan di Teratak Agung Bangsal Kencono.
Lalu di Surakarta, ketika wayang orang mulai berkembang ke luar istana, pertunjukan ditampilkan menggunakan panggung proscenium, berlatar layar yang digambar secara realis, serta dipadukan gerakan tari Jawa yang serba simbolis. Lantas, apa saja jenis-jenis bentuk panggung pertunjukan?
Jenis-jenis Bentuk Panggung Pertunjukkan
Endang Susilowati dalam Seni Budaya (Seni Tari) (2020) terbitan Kemendikbud menuliskan beberapa bentuk panggung pertunjukan sebagai berikut.
Panggung Auditorium
Secara umum, terdapat tiga jenis panggung auditorium, yakni Auditorium 360°, Auditorium Transverse Stage, dan Auditorium 210°–220°.
1. Panggung Auditorium 360°
Bentuk auditorium 360° memiliki panggung yang berada di tengah dengan dikelilingi auditorium (tempat duduk penonton).
Oleh karena itu, kemana pun arah hadap pementas akan langsung tertuju ke penonton. Panggung ini biasa digunakan dalam pertunjukan konser musik.
2. Panggung Auditorium Transverse Stage
Bentuk ini mempunyai ciri panggung pertunjukan serta tempat duduk penonton yang saling berhadapan.
Oleh karena itu, auditorium transverse stage lebih cocok digunakan pada pertunjukan dengan sedikit penonton.
3. Panggung Auditorium 210°–220°
Bentuk ini menempatkan panggung pertunjukan di tengah, serta dikelilingi bangku penonton tetapi tidak penuh satu lingkaran.
Selain itu, penonton tidak perlu menengok terlalu banyak untuk menikmati pertunjukan. Bentuk panggung ini biasanya banyak digunakan dalam pertunjukan teatrikal dan pentas tari.
Panggung Proscenium
Panggung proscenium ialah panggung yang menampilkan pertunjukan dalam sebuah lengkung proscenium atau bingkai. Maka dari itu, panggung ini bisa juga disebut sebagai panggung bingkai.
Bingkai di panggung proscenium biasanya dipasangi layar atau gorden, yang kemudian memisahkan area pementas dengan penonton sehingga audiens tidak bisa melihat pergantian tata panggung.
Selain itu, hubungan antara pementas dan penonton bersifat tidak langsung, selain juga tiada interaksi antarkeduanya. Contoh panggung proscenium yakni panggung musik dan panggung wayang orang.
Selain auditorium dan proscenium, terdapat pula bentuk panggung segi empat, kipas, dan terbuka. Berikut penjabarannya.
Panggung Segi Empat
Bentuk ini memiliki panggung pertunjukan yang berhadapan langsung dengan tempat duduk penonton. Manfaatnya, bentuk panggung jenis ini dapat menampung lebih banyak penonton.
Namun, penonton di area samping dan belakang akan merasa kesulitan saat menikmati pertunjukan. Di antara contohnya adalah ruang seminar dan ruang lokakarya atau workshop.
Panggung Kipas
Sesuai dengan namanya, bentuk panggung ini merupakan gabungan antara panggung pementas dan tempat duduk penonton yang membentuk kipas.
Dengan karakteristik tempat duduk penonton yang melingkari panggung pementas, hal itu dapat membuat nyaman penonton saat menikmati pertunjukan.
Panggung Terbuka
Karakter menonjol dari bentuk ini adalah panggung pementas dan tempat duduk penonton terletak saling berhadapan.
Terkadang juga ruang utama dikelilingi ruang penonton. Contoh panggung terbuka yang kerap ditemui adalah seperti stadion olahraga sepak bola yang juga kerap menjadi panggung konser terbuka.
Penulis: Rofi Ali Majid
Editor: Abdul Hadi