tirto.id - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai tahun depan ketidakpastian ekonomi domestik akan semakin buruk. Hal ini tidak terlepas dari tahun politik dan gejolak ekonomi global pada 2023.
“Dunia begitu gelap tahun mendatang, sehingga akan berimplikasi kedalam situasi domestik dalam negeri, apalagi tahun depan itu masuk politik penuh ketidakpastian," katanya dalam seminar Indef, Senin (5/12/2022).
Dia menjelaskan meningkatnya risiko ketidakpastian di tahun politik sempat terjadi setahun sebelum pelaksanaan pemilihan umum 2013 dan 2018. Berkaca pada dua kejadian tersebut kinerja saham menurun drastis.
"Pengalaman kita satu tahun sebelum pemilu stock exchange tren menurun seperti tahun 2013 dan 2018, karena dibaca market ketidakpastian di dalam negeri meningkat,” ujarnya.
Selain itu, ada pula risiko global yang menyebabkan pelemahan ekonomi global masih berlanjut dan meningkat, mulai dari perang Rusia-Ukraina yang masih akan berlanjut hingga akhir tahun.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan bahwa pelemahan ekonomi dunia masih akan berlanjut di tahun depan. Dalam proyeksinya pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun dari 3 persen di tahun ini menjadi 2,6 persen di tahun depan.
“Tapi ini masih bisa turun lagi jadi 2 persen dalam skenario risiko lain. Karena terdapat risiko resesi di AS dan Eropa meningkat yang akan memberikan dampak pada kemampuan Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Kedua, lonjakan inflasi yang belum akan menurun di tahun depan, bahkan pergerakan inflasi diproyeksikan baru akan turun pada kuartal IV tahun depan. Selanjutnya Bank Sentral di negara berkembang dan maju yang mulai meningkatkan suku bunga acuannya untuk merespon inflasi.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang