tirto.id - Jadwal puasa sunnah Muharram 2024 mencakup Tasua hingga Asyura. Umat Islam dianjurkan melaksanakan ibadah puasa sunah Muharram. Selain itu ada puasa Ayyamul Bidh.
Muharram merupakan bulan pertama menurut kalender Hijriah atau Islam. Berbagai amalan sunah dilaksanakan selama Muharram.
Contohnya ialah puasa sunah Tasua dan Asyura. Bermacam dalil bisa menjadi sumber untuk melaksanakan ibadah puasa tersebut.
Apa saja dalil puasa sunah Muharram 2024 yang meliputi Tasua dan Asyura? Apakah ada puasa sunah lainnya? Kapan jadwalnya selama bulan Juli 2024?
Dalil Puasa Tasua & Asyura Muharram
Bermacam amalan bisa dikerjakan selama bulan Muharram 2024. Salah satunya ialah puasa sunah. Berdasarkan hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
"Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara sholat paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam,".
Berdasarkan sumber hadis tersebut, maka ibadah puasa bulan Muharram termasuk puasa yang paling mulia dan sangat dianjurkan untuk dilaksanan umat Islam.
Mengutip laman Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat (NTB), puasa Muharram terbagi dalam tiga bentuk. Daftarnya ialah sebagai berikut:
1. Puasa hari ke-10 beserta satu hari sebelum dan sesudahnya.
2. Puasa hari ke-9 dan 10
3. Puasa hari ke-10 saja.
Menurut artikel berjudul "Dalil Puasa Tasu'a dan Asyura" yang ditulis M. Rikza Chamami via situs web NU Online, banyak dalil yang menjelaskan perintah puasa sunah Muharram pada tanggal 9 (Tasua) dan 10 (Asyura).
Sebagaimana mengutip kitab Irsyadul Ibad karya Syaikh Zainuddin Al Malibari, dalil pertama ialah berasal dari hadis Imam Nasai yang memerintahkan untuk puasa Muharram.
Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya Muharram adalah bulannya Allah yang di dalamnya tepat menjadi hari bertaubat umat Islam atas dosa-dosa yang terdahulu,".
Dalil berikutnya diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Abbas. Saat itu penduduk Yahudi Madinah banyak yang berpuasa hari Asyura. Alasannya adalah Nabi Musa juga berpuasa dan dianggap sebagai wujud terima kasih karena Allah SWT setelah menenggelamkan Raja Firaun.
Melihat hal tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda:"Kami lebih memiliki hak dan lebih memuliakan Nabi Musa daripada Anda,". Nabi kemudian menjalankan puasa Asyura dan meminta sahabat untuk ikut puasa Asyura.
Sementara berdasarkan riwayat Imam Muslim dari Abi Qatadah, suatu ketika Nabi ditanya sahabat terkait puasa Asyura. Rasul lantas menjawab:"Puasa Asyura dapat melebur dosa satu tahun sebelumnya,".
Selain beberapa hadis di atas, riwayat Imam Baihaqi juga menjelaskan perintah Rasul kepada sahabat agar puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
Dalam versi lain, dalil puasa Asyura bulan Muharram dapat menggunakan sebuah riwayat Imam Muslim seperti di bawah ini:
"Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab:"Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat"," (HR Muslim).
Sedangkan puasa sunah sehari sebelum atau sesudah puasa Asyura bisa memakai dalil berikut:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam,". (HR Muslim).
Dalil Puasa Ayyamul Bidh
Selain puasa Tasua dan Asyura bulam Muharram 2024, jenis puasa sunah lain yang bisa diselenggarakan ialah puasa Ayyamul Bidh.
Apa itu Ayyamul Bidh? Puasa ini juga tergolong sunah alias tidak wajib dilakukan. Kendati demikian, puasa Ayyamul Bidh memiliki keutamaan tersendiri.
Salah satu riwayat menjelaskan Rasulullah SAW bersabda:"Dari Abu Hurairah RA, dia berkata,"Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga nasehat yang aku tidak pernah meninggalkannya hingga aku mati, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan (ayyamul bidh), mengerjakan sholat Dhuha, dan mengerjakan shalat Witir sebelum tidur," (HR Bukhari).
Puasa Ayyamul Bidh dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan menurut kalender Islam atau hijriah alias tiga hari berturut-turut.
Dari Abu Dzar berkata, Rasulullah SAW bersabda:"Wahai Abu Dzar, jika kamu ingin berpuasa tiga hari pada tiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal ke tiga belas, empat belas dan lima belas," (HR Tirmidzi no 761).
Jadwal Puasa Tasua, Asyura, & Ayyamul Bidh
Seusai kalender Hijriah, Muharram adalah bulan pertama. Sedangkan bulan berikutnya mencakup Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, dan Jumadil Akhir.
Kemudian dilanjutkan Rajab, Syaban, Ramadan, Syawal, Zulkaidah, hingga Zulhijah. Tahun baru Islam 1446 H atau tanggal 1 Muharram bertepatan dengan hari Minggu, 7 Juli 2024.
Puasa Tasua atau 9 Muharram 1446 H jatuh pada hari Senin, 15 Juli 2024. Sedangkan puasa Asyura atau 10 Muharram 1446 H sama dengan hari Selasa, 16 Juli 2024.
Puasa Ayyamul Bidh pada 13, 14, dan 15 Muharram 1446 H bertepatan dengan hari Jumat-Minggu, 19-21 Juli 2024.
Berikut adalah jadwal puasa Tasua, Asyura, dan Ayyamul Bidh selama bulan Juli 2024:
- Tasua (9 Muharram 1446 H): Senin, 15 Juli 2024
- Asyura (10 Muharram 1446 H): Selasa, 16 Juli 2024
- Ayyamul Bidh (13, 14, dan 15 Muharram 1446 H): Jumat-Minggu, 19-21 Juli 2024
Niat Puasa Tasua, Asyura, & Ayyamul Bidh
Niat puasa Tasua, Asyura, dan Ayyamul Bidh dapat dibaca pada malam hari hingga sebelum menjelang waktu matahari terbit.
Sebagai puasa sunah, niat juga bisa dibaca pada siang hari asal belum melakukan perbuatan yang bisa membatalkan puasa, seperti makan dan minum.
Berikut adalah niat puasa Tasua, Asyura, dan Ayyamul Bidh dalam bentuk bahasa Arab, latin, dan artinya:
Niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَىNawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya:"Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ,".
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَىNawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya:"Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ,".
Niat Puasa Ayyamul Bidh
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَىNawaytu shauma ayyâmil bîdl lillâhi ta’âlâ
Artinya:"Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’âlâ,".
Editor: Yulaika Ramadhani