Menuju konten utama

Keutamaan Puasa 10 Muharram, Hukumnya, Bacaan Niat, Doa Asyura

Berikut penjelasan keutamaan puasa 10 Muharram, hukum puasa asyura, serta bacaan niat sebelum melaksanakan ibadah tersebut.

Keutamaan Puasa 10 Muharram, Hukumnya, Bacaan Niat, Doa Asyura
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Puasa asyura atau disebut juga puasa 10 Muharram hukumnya sunnah muakkadah, yakni sangat dianjurkan. Ada beberapa hadits shahih yang memuat keterangan Rasulullah SAW, tentang keutamaan puasa 10 Muharram.

Muharram termasuk salah satu bulan mulia dalam Islam dan memiliki banyak keutamaan. Di bulan Muharram, juga ada 2 momen penting yaitu peringatan tahun baru hijriyah pada 1 Muharram dan hari Asyura pada 10 Muharram.

Sebagai 1 dari 4 bulan yang dimuliakan Allah SWT (asyhurul hurum), Muharram juga jadi momentum untuk memperbanyak amalan ibadah. Selain puasa asyura pada tanggal 10 Muharram, umat Islam juga dianjurkan melaksanakan puasa Tasua (9 Muharram).

Umat Islam pun bisa memperbanyak puasa harian di bulan Muharram. Misalnya, dengan melaksanakan puasa senin-kamis, puasa ayyamul bidh, dan puasa 11 Muharram untuk mendampingi puasa asyura.

Keutamaan Puasa 10 Muharram

Puasa 10 Muharram atau puasa Asyura memiliki keutamaan tinggi, bahkan derajat amal ini setingkat di bawah puasa Ramadhan. Tak jarang puasa Asyura dianggap sebagai puasa yang agung.

Puasa Asyura telah dilakukan oleh Rasulullah SAW sebelum hijrah ke Madinah. Menurut Imam al-Qurtubi, puasa Asyura merupakan ajaran Nabi Ibrahim yang diwariskan hingga kepada orang-orang Quraisy.

Mengutip dari laman muhammadiyah.or.id, keterangan di atas selaras dengan hadits dari Aisyah RA sebagai berikut:

"Dari Aisyah RA, sesungguhnya orang-orang Quraisy dulu pada masa jahiliyah berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah SAW pun memerintahkan berpuasa pada hari itu hingga turunnya perintah wajib puasa Ramadhan. (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lainnya, sebagaimana dikutip dari laman nu.or.id, Rasulullah SAW bersabda bahwa:

"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Keutamaan puasa 10 Muharram juga terdapat pada pahala yang akan diterima oleh orang yang melaksanakannya. Salah satu fadhilah puasa asyura adalah menggugurkan dosa-dosa selama setahun sebelumnya.

Keterangan ini merujuk pada hadits riwayat Abu Qatadah RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Puasa di hari Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu," (HR Abu Daud).

Dalam redaksi hadits lainnya, Abu Qatadah berkata: "Sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’." (HR Muslim).

Berikut ini daftar sejumlah keutamaan puasa 10 Muharram atau puasa Asyura:

  • Puasa Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan.
  • Puasa Muharram memiliki keutamaan sebab bulan Muharram termasuk al-asyhurul hurum selain Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.
  • Pada bulan Muharram, puasa 1 hari pahalanya sama dengan puasa selama 30 hari.
  • Khusus puasa 10 Muharram, pahala puasanya akan menjadi pelebur dosa selama 1 tahun yang telah lewat.

Hukum Puasa 10 Muharram

Para ulama bersepakat bahwa hukum puasa 10 Muharram adalah sunnah muakkad. Jadi, meskipun ibadah ini amat dianjurkan, orang Islam yang meninggalkan puasa Asyura tak akan mendapatkan dosa.

Hukum puasa asyura tersebut merujuk salah satunya pada hadits riwayat dari Aisyah RA berikut ini:

"Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: 'Orang-orang melaksanakan shaum hari kesepuluh bulan Muharram (Asyura) sebelum diwajibkan shaum Ramadhan. Hari itu adalah ketika Ka’bah ditutup dengan kain (kiswah). Ketika Allah subhanahu wata’ala telah mewajibkan shaum Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang mau shaum hari Asyura laksanakanlah dan siapa yang tidak mau tinggalkanlah'." (HR Bukhari).

Banyak ulama menganjurkan pelaksanaan puasa Asyura pada 10 Muharram didampingi dengan puasa Tasua pada sehari sebelumnya dan puasa sunnah harian biasa di tanggal 11 Muharram.

Sebabnya, untuk membedakan ibadah ini dari tradisi umat Yahudi, Rasulullah SAW pernah memerintahkan puasa Asyura dibarengi dengan puasa Tasua (9 Muharram) atau ditambah dengan 1 hari setelahnya (11 Muharram).

Penjelasan di atas selaras dengan hadits dari Ibnu Abbas yang dengan terjemahan berikut ini:

"Abdullah bin Abbas RA berkata saat Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; para sahabat berkata, 'Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani.' Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 'Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke-9 (Muharram).' Tahun depan itu pun tidak kunjung tiba, hingga Rasulullah wafat." (HR. Muslim).

Adapun dalam hadits yang lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda: "Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’." (HR Ahmad).

Bacaan Niat Puasa 10 Muharram Latin dan Arab

Tanggal 10 Muharram 1445 H jatuh pada hari Jum'at, 28 Juli 2023. Oleh karena itu, pada hari tersebut, umat Islam bisa melaksanakan puasa Asyura atau puasa 10 Muharram.

Salah satu rukun dalam melaksanakan ibadah puasa adalah mengucapkan niat di dalam hati maupun secara lisan.

Berikut merupakan bacaan niat puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latinnya: "Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati asyûra lillahi ta‘ala."

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah Ta'ala.”

Niat puasa Asyura sebaiknya diucapkan pada malam hari atau saat waktu sahur. Namun, jika sampai memasuki waktu shubuh belum mengucapkannya karena lupa atau tertidur, niat puasa sunah ini tetap boleh diucapkan setelah terbit fajar.

Berikut bacaan niat puasa Asyura jika diucapkan setelah terbitnya :

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latinnya: "Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnati asyura lillahi ta‘ala."

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah Ta'ala."

Adapun jika setelah melaksanakan puasa Asyura akan melanjutkan dengan puasa tanggal 11 Muharram, seperti saat melaksanakan puasa harian di bulan Muharram, yakni sebagai berikut:

Bacaan latin: Nawaitu Shouma Muharramin Sunnatan Lillahi Ta’ala

Artinya: "Saya niat berpuasa di bulan Muharam sunnah karena Allah Ta’ala."

Bacaan Doa Asyura

Bacaan doa Asyura bisa dipanjatkan pada saat bertemu malam 10 Muharram. Salah satu contoh bacaan doa asyura adalah seperti yang dianjurkan Ibn Hajar Al-Asqalani. Seperti dikutip dari artikel "Inilah Bacaan Doa Asyura" yang terbit di situs web nu.or.id, berikut ini bacaan doa asyura tersebut:

Subhanallah mil’al mizan wa muntahal ilmi wa mablagho rridlo wa zinatal arsyi walhamdu lillah mil’al mizan wa muntahal ilmi wa mablaghor ridlo wa zinatal arsyi wallahu akbar mil’al mizan wa muntahal ilmi wa mablaghor ridlo wa zinatal arsyi la malja’a wa la manja’a minallah illa ilaihi, subhanallahi ‘adadassyaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillahi at-taammati kulliha walhamdu lillaj ‘adadasyyaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillahi at-taammati kulliha wallahu akbar ‘adadassyaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillah attaammati kulliha, as’alukas salamata birahmatika ya arhamarrahimin, wala haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim wa shallallahu ala sayyidina Muhammadin wa ala alihi wa shohbihi ajma’in walhamdu lillah rabbil alamin.

Artinya: "Maha suci Allah dengan (suci) memenuhi timbangan dan (sampai) dengan puncak ilmu dan (sampai) dengan batas akhir ridlo dan dengan beratnya Arsy. Dan segala puji bagi Allah dengan (pujian) memenuhi timbangan dan (sampai) dengan puncak ilmu dan (sampai) dengan batas akhir ridlo dan dengan beratnya Arsy. Dan Maha besar Allah dengan (kebesaran) memenuhi timbangan dan (sampai) dengan puncak ilmu dan (sampai) dengan batas akhir ridlo dan dengan beratnya Arsy. Tidak ada perlindungan dan tidak ada keselamatan dari Allah kecuali berlindung kepadaNya. Maha suci Allah dengan (sebanyak) bilangan genap dan ganjil dan dengan (sebanyak) bilangan kalimat-kalimat Allah yang semuanya sempurna. Dan Segala puji bagi Allah dengan (sebanyak) bilangan genap dan ganjil dan dengan (sebanyak) bilangan kalimat-kalimat Allah yang semuanya sempurna. Aku memohon keselamatan kepadaMu dengan rahmatMu, wahai Dzat yang Maha Pengasih diantara para pengasih!, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali Allah yang maha tinggi dan agung. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, segala puji hanya milik Allah penguasa alam semesta."

Baca juga artikel terkait MUHARRAM atau tulisan lainnya dari Ririn Margiyanti

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ririn Margiyanti
Penulis: Ririn Margiyanti
Editor: Addi M Idhom