Menuju konten utama

Isu Hoaks Meningkat, TKN Jokowi: Ini Autokritik Bagi Elit Politik

Hasto mengatakan, meningkatnya kasus hoaks ini harus menjadi kritik bagi seluruh elit politik.

Isu Hoaks Meningkat, TKN Jokowi: Ini Autokritik Bagi Elit Politik
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan pengarahan saat memimpin Rakornas Pemilu 2019 di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (1/12/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) merilis hasil temuan hoaks di bulan Maret 2019. Hasilnya, hoaks meningkat mencapai 453 kasus. Dari 453 hoaks tersebut, 319 di antaranya adalah kasus yang berkaitan dengan politik.

Namun, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengatakan, hal ini harus menjadi kritik bagi seluruh elit politik yang berkontestasi. Menurut dia, TKN mendukung penuh tindakan Kemenkominfo yang terus memetakan hoaks ini.

"Ini autokritik bagi seluruh elit politik agar mengedepankan politik yang beretika, mengedepankan moral, mengedepankan kebaikan bagi seluruh warga bangsa," kata Hasto di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Menteng, Jakarta, Selasa (2/4/2019).

Hasto mengaku prihatin terhadap kasus hoaks yang terus meningkat ini. Dalam jangka waktu panjang, Hasto menganggap hoaks bisa membunuh rasa kemanusiaan masyarakat.

"Hoaks adalah racun bagi demokrasi. Itu jangka panjang bisa membunuh kemanusiaan, dan dalam jangka pendek itu meracuni seluruh tradisi politik berkeadaban itu,” kata Hasto.

Dalam data yang dirilis Kemenkominfo, kasus hoaks ini dideteksi dari Agustus 2018 hingga Maret 2019.

Di bulan Agustus, jumlah hoaks yang dideteksi Kemenkominfo hanya mencapai 25. Berselang satu bulan, kenaikan menjadi 27 hoaks. Sampai akhir tahun, hoaks juga masih di dua digit dengan jumlah 75.

Akhir bulan Januari, hoaks terdeteksi melonjak drastis menjadi 175 hoaks. Di bulan Februari, jumlah ini menjadi dua kali lipat dengan 453 hoaks.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto