tirto.id - Polri mengimbau para pegiat media sosial untuk melakukan literasi digital kepada masyarakat agar tak mudah terpengaruh oleh penyebaran kabar bohong (hoaks).
“Kami mengajak YouTuber, selebgram dan pegiat media sosial bersama Polri melakukan literasi digital yang positif. Jangan biarkan masyarakat teredukasi informasi yang tidak benar akibat konten negatif dan hoaks,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal di Balai Kartini, Jakarta pada Kamis (28/3/2019).
Dia menyatakan imbauan Polri tersebut dikeluarkan demi memelihara keamanan dan ketertiban. “Di bidang media sosial kami mengajak semuanya untuk melawan hoaks,” kata Iqbal.
Berdasarkan data kepolisian, Iqbal mengatakan penyebaran hoaks di media sosial meningkat menjelang hari pencoblosan Pemilu 2019. Data ini selaras dengan temuan Kementerian Kominfo.
"[Temuan] Kami justru lebih banyak [soal hoaks], karena kami melihat ada konten-konten yang negatif dan hoaks. Karena Kementerian Komunikasi dan Informatika [Kominfo] hanya memverifikasi mana yang sengaja dan terbukti berita bohong,” ucap Iqbal.
Menurut dia, Polri tidak hanya menerima laporan mengenai penyebaran hoaks tapi juga proaktif untuk menemukan dengan menindaklanjutinya.
Untuk mencegah penyebaran hoaks, kata Iqbal, kepolisian mendayagunakan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) untuk mengedukasi masyarakat.
Menkominfo Rudiantara sebelumnya menyebutkan tingkat penyebaran hoaks terus meninggi jelang Pemilu 2019, sejak Agustus 2018 hingga Februari 2019. Rinciannya, pada Agustus 2018 ada 25 hoaks, sementara pada Februari 2019 ditemukan pnyebaran 353 hoaks.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom