tirto.id - Donald Trump baru dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari kemarin. Namun, rencana kebijakannya telah menuai kecaman dari berbagai negara, termasuk Iran.
Presiden Iran, Hassan Rouhani pada Sabtu (28/1/2017) mengecam rencana baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump untuk melarang pemberian visa kepada warga dari beberapa negara muslim dan membangun tembok di perbatasan dengan Meksiko.
“Hari ini bukan era pemencilan bangsa dengan tembok,” kata Rouhani.
Sebaliknya, jika ada tembok di antara negara, lanjut Presiden Iran itu, itu mestinya dihilangkan. Selain itu, Rouhani mengatakan penciptaan jarak antara negara dan rakyat dari berbagai wilayah geografis bukan tuntutan zaman modern.
"Hari ini, semua negara adalah tetangga dalam bidang kerja sama ilmiah dan budaya serta peradaban. Teknologi komunikasi juga telah menghilangkan jarak di kalangan rakyat global," kata Rouhani, sebagaimana ditulis Xinhua --yang dikutip Antara, pada Sabtu malam.
Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump telah berikrar akan membangun "tembok besar" di sepanjang perbatasan AS-Meksiko untuk menghentikan arus imigran gelap dari Meksiko.
Trump pada Jumat juga menandatangani perintah eksekutif untuk membatasi imigran dari beberapa negara, yang ia katakan, "bersepakat dengan terorisme".
Perintah tersebut tidak mengungkapkan negara-negara yang dimaksud, tapi seorang pejabat Gedung Putih menyebut nama negara itu adalah Iran, Irak, Suriah, Sudan, Libya, Yaman dan Somalia.
Republik Islam Iran telah membantah tuduhan bahwa Teheran mendukung terorisme di wilayah tersebut.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz