Menuju konten utama

Infrastruktur 12 Obyek Wisata akan Dibangun Berstandar Aman Bencana

Pemerintah akan membangun infrastruktur dengan standar aman bencana di 12 lokasi pariwisata populer. 

Infrastruktur 12 Obyek Wisata akan Dibangun Berstandar Aman Bencana
(Ilustrasi) Foto aerial kerusakan akibat Tsunami di kawasan wisata Pantai Carita, Banten, Jawa Barat, Senin (24/12/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc

tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menyelaraskan infrastruktur pariwisata di 12 lokasi dengan standar keamanan bencana. Hal itu dilakukan karena 12 obyek wisata itu berada di kawasan rawan bencana.

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kemen-PUPR, Hadi Sucahyono mengatakan upaya itu diawali dengan koordinasi bersama sejumlah lembaga. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah salah satunya.

"Koordinasi kami selanjutnya dengan berbagai instansi terkait, contohnya Badan Geologi yang kami sudah sering intens komunikasi. Juga kepada BNPB serta BMKG. Artinya, koordinasi ini kami galang lebih luas lagi, kepada instansi-instansi lain selain Kemenpar, Bekraf, Kemenko Maritim, serta Pemda," kata Hadi di kantor Kementerian PUPR, Jakarta pada Jumat (15/2/2019).

Hadi menjelaskan upaya ini mengakomodir saran dari BNPB mengenai pentingnya penguatan mitigasi bencana dalam pembangunan infrastruktur, terutama di sektor pariwisata. Selain itu, kata dia, upaya ini merupakan bagian dari penataan ruang dan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Hadi menambahkan Kementerian PUPR berencana membangun infrastruktur bertandar aman bencana di 12 lokasi pariwisata. Pembangunan infratruktur itu sekaligus untuk menata 12 kawasan wisata itu berdasar prinsip mitigasi bencana.

Adapun 12 kawasan wisata itu adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Wakatobi, Morotai, Mandeh, Toraja, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika dan Labuan Bajo.

"Dari 12 itu, ada 4 prioritas yaitu Danau Toba, Mandalika, Borobudur dan Labuan Bajo. Karena empat destinasi ini tingkat kunjungannya [wisatawan] tinggi," ujar Hadi.

Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho sudah mengatakan lembaganya mengevaluasi kerawanan bencana sejumlah Kawasan Ekonomi Khusus, obyek wisata dan infrastruktur strategis. Hal itu dilakukan untuk merumuskan kebijakan mitigasi bencana di sejumlah kawasan itu.

"Berdasar pengalaman kami seperti yang terjadi di Tanjung Lesung [area terdampak tsunami Selat Sunda] kemarin, langkah-langkah mitigasi bencana perlu diperkuat di Kawasan Ekonomi Khusus," kata Sutopo pada Kamis (31/1/2019).

Selain itu, kata Sutopo, kajian potensi bencana juga dilakukan pada sejumlah sarana infrastruktur di lokasi yang pernah dilanda bencana di masa lalu. Dia mencontohkan Bandara Kulonprogo yang akan beroperasi pada tahun ini perlu ditata berbasis mitigasi bencana tsunami.

Sementara untuk lokasi pariwisata di kawasan rawan bencana yang dievaluasi oleh BNPB, kata Sutopo ada 10. Sepuluh kawasan wisata populer itu berada di Bali, Bangkabelitung, Kepulauan Seribu, Danau Toba, Borobudur dan lainnya.

“Delapan dari 10 kawasan tadi, kawasan rawan gempa. Sebagian juga rawan tsunami," kata Sutopo.

Baca juga artikel terkait BENCANA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom