tirto.id - Kepala BNPB Doni Monardo meminta Mendagri Tjahyo Kumolo memberi arahan kepada semua pemerintah daerah (Pemda), agar mengalokasikan anggaran khusus untuk sosialisasi dan kegiatan mitigasi bencana di wilayahnya masing-masing.
Doni menyampaikan hal itu dalam rapat dengar pendapat bersama pemerintah dan DPR RI, membahas penanggulangan bencana NTB, Sulteng, Lampung dan Banten di DPR RI pada Rabu (23/1/2019).
"Kami memohon ke Mendagri bisa memberikan arahan kepada Pemprov dan Kabupaten/Kota, untuk juga mengalokasikan dana kepada BPBD-nya, sehingga program prabencana ini anggaranya bukan hanya terpusat di satu titik, tapi juga di beberapa daerah," kata Doni.
Rapat itu dipimpin oleh Wakil Ketua DPRI RI Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Hadir juga Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono, Mendagri Tjahjo Kumplo, Mensos Agus Gumiwang, perwakilan Kemendes, Kemenkes, dan Kemekeu.
Doni menjelaskan dana mitigasi prabencana perlu dialokasikan untuk latihan kesiapsiagaan, sosialisasi, dan pengurangan resiko bencana hingga di tingkat RT dan RW.
"Karena masyarakat harus berlatih, tidak hanya aparat. Kemudian kami mencoba untuk memberikan prioritas kepada daerah-daerah berpotensi tsunami, yang berpotensi megathrust," kata Doni.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada ribuan kejadian bencana di Indonesia pada tahun 2018.
Pada Desember 2018 lalu, sebelum terjadi bencana tsunami Selat Sunda, BNPB mencatat telah terjadi 2.426 bencana alam di Indonesia selama setahun kemarin.
Ribuan bencana itu mengakibatkan korban tewas dan hilang sejumlah 4.231 jiwa, korban luka-luka 6.948 orang, dan 9,9 juta warga harus mengungsi serta terkena dampak bencana alam.
Gempa bumi di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah merupakan bencana yang menyumbang jumlah korban meninggal dan hilang paling banyak pada 2018.
Ribuan bencana itu merusak 374.023 unit rumah dan sejumlah infrastruktur dan bangunan milik pemerintah maupun swasta di sejumlah daerah.
Dampak itu belum termasuk kerusakan di Lampung dan Banten yang diakibatkan tsunami Selat Sunda.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom