tirto.id - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI menyampaikan rasa simpati dan solidaritasnya atas bencana gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) yang melanda Ekuador dan menelan korban jiwa hingga mencapai 246 orang.
"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan simpati dan belasungkawa terhadap Pemerintah dan rakyat Ekuador, khususnya korban dan keluarga korban, atas terjadinya gempa berkekuatan 7,4 SR di pantai tengah Ekuador," kata pernyataan dari Kemenlu RI, di Jakarta, Senin, (18/4/2016).
Gempa yang terjadi pada Sabtu, (16/4/2016), tersebut berpusat sekitar 173 kilometer dari ibu kota Quito. Selain menewaskan 246 orang, gempa ini juga menghancurkan gedung-gedung dan jembatan di kota Manta dan Guayaquil.
Guncangan gempa yang cukup besar menyebabkan pemerintah setempat mengeluarkan peringatan tsunami dan menyatakan keadaan darurat nasional. Pemerintah Ekuador juga terus melakukan evakuasi di daerah pesisir pantai Ekuador.
Informasi yang berhasil dikumpulkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Quito menunjukkan bahwa sejauh ini tidak ada laporan mengenai warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam gempa tersebut. Selain itu, masyarakat Indonesia di Ekuador dilaporkan dalam keadaan baik.
Data KBRI Quito menunjukkan bahwa WNI yang berada di Ekuador berjumlah sekitar 45 orang dan sebagian besar tinggal di daerah pegunungan. KBRI mencatat dua orang WNI yang berprofesi sebagai pelaut tinggal di daerah Manta, salah satu wilayah yang dekat dengan lokasi gempa.
KBRI Quito terus memantau keadaan para WNI dan mengimbau mereka agar selalu waspada serta menghindari berpergian ke daerah pesisir pantai Ekuador.
Selain itu, KBRI Quito akan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat serta jaringan masyarakat Indonesia di Ekuador untuk memonitor perkembangan situasi pascagempa.
Untuk informasi lebih lanjut, warga Indonesia di Ekuador dapat menghubungi "hotline" KBRI Quito pada nomor +593997278520 dengan Herman.
Reporter: Putu Agung Nara Indra
Penulis: Putu Agung Nara Indra