tirto.id - Badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani anak-anak (UNICEF) mengungkapkan, gempa bumi yang mengguncang Ekuador pada Sabtu, (16/4/2016) menyebabkan sekitar 120.000 anak tak bisa mengenyam pendidikan karena lebih dari 280 sekolah mengalami kerusakan.
"Pendidikan adalah urat nadi kehidupan buat anak-anak yang melalui trauma akibat kekacauan dan kerusakan. Pendidikan juga membantu memberi mereka kegiatan rutin setiap hari serta mempercepat pemulihan psikologi," kata Wakil UNICEF Grant Leaity, seperti dikutip Antara, Kamis, (28/4/2016).
UNICEF mendukung upaya pemerintah setempat untuk mengambilkan anak-anak ke bangku sekolah, terutama di daerah yang paling parah terkena dampak gempa yaitu Muisne, Pedernales, Jama dan beberapa bagian Portoviejo, Manta serta Chone.
Badan khusus PBB yang menangani anak-anak tersebut juga akan mendirikan 50 tempat belajar sementara buat 20.000 anak.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, UNICEF yang juga bekerja sama dengan lembaga bantuan memerlukan dana sebesar 23 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk menanggapi kebutuhan anak-anak akan air, pendidikan, kesehatan dan gizi selama tiga bulan ke depan.
Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter, telah menewaskan sedikitnya 655 orang, melukai lebih dari 4.605, dan membuat 48 orang lagi hilang. Untuk sementara sekitar 29.067 orang mengungsi ke tempat penampungan.
Lembaga bantuan dan pemerintah masih menganalisis seberapa besar kerusakan akibat gempa tersebut. Sedangkan warga yang khawatir akan gempa susulan memilih untuk tidur di tempat terbuka. (ANT)
