Menuju konten utama

Indonesia dan Malaysia Sepakat Atasi Diskriminasi Kelapa Sawit

"Indonesia dan Malaysia sepakat untuk terus melindungi sektor kelapa sawit termasuk mengatasi diskriminasi terhadap komoditas tersebut"

Indonesia dan Malaysia Sepakat Atasi Diskriminasi Kelapa Sawit
Petani mengumpulkan buah sawit hasil panen di perkebunan Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (9/5/2022). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/pras.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, Indonesia dan Malaysia sepakat untuk terus melindungi sektor kelapa sawit termasuk mengatasi diskriminasi terhadap komoditas tersebut. Kesepakatan itu dicapai usai dirinya melakukan pertemuan dengan Menteri Perladangan dan Komoditas Malaysia, Dato Sri Fadillah.

“Hari ini, kami melakukan pertemuan terutama terkait dialog industri kelapa sawit. Kami sepakat untuk terus melindungi sektor kelapa sawit,” kata Airlangga di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Kamis (9/2/2023).

Airlangga menuturkan pertemuan ini juga sepakat memanfaatkan keterlibatan negara-negara pengimpor utama kelapa sawit melalui dialog kebijakan. Strategi ditujukan untuk pengakuan Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) dan Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) yang lebih luas di pasar global dan diikuti dengan upaya aktif, termasuk mendorong pengakuan tersebut dalam kaitannya dengan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Dalam kesempatan tersebut, mereka juga membahas strategi perluasan keanggotaan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). “Tadi telah disepakati untuk memasukkan Honduras menjadi anggota ketiga dari CPOPC dalam waktu yang dekat,” ungkap Airlangga.

Mengenai kesepakatan politik tentang proposal komoditas bebas deforestasi di Uni Eropa, keduanya sepakat melakukan misi bersama ke Uni Eropa untuk mengkomunikasikan dan mencegah konsekuensi yang tak diinginkan dari peraturan tersebut ke sektor kelapa sawit.

Misi bersama ini hendak pula mencari kemungkinan kolaboratif pendekatan di antara pihak-pihak yang berkepentingan.

Setelah misi bersama ke European Union (Uni Eropa), Indonesia dan Malaysia juga akan melakukan kunjungan ke India guna memanfaatkan beberapa peluang potensial di India.

Kunjungan dilakukan mengingat India telah menerima pengakuan terhadap ISPO dan MSPO dengan inisiatif bersama dalam bentuk Indian Palm Oil Sustainability Framework serta pengenalan dari penerimaan Global Framework of Principle (GFP) for CPOPC terkait dengan GFP minyak sawit berkelanjutan.

“Pada kesempatan ini, secara resmi juga saya menyerahkan keketuaan CPOPC kepada kepada Dato Sri Fadillah Yusof (yang mewakili) Malaysia sebagai ketua dalam periode 2023,” ucapnya.

Baca juga artikel terkait EKBIS atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - News
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Reja Hidayat