tirto.id - Direktur Pelaksana dari International Monetary Fund (IMF), Kristalina Georgieva, merekomendasikan tiga langkah untuk anggota ASEAN agar tetap bertahan melalui tantangan ekonomi ke depan.
Georgieva bilang dunia mengalami persoalan ekonomi yang kompleks, termasuk tekanan inflasi dan pengetatan likuiditas. Ia mengatakan bahwa negara ASEAN cukup terpengaruh oleh pandemi COVID-19, terutama dalam hal pertumbuhan ekonominya.
"ASEAN cukup terpengaruh karena sebelum pandemi diproyeksikan tumbuh begitu kuat dan pertumbuhan ini telah turun separuhnya. Akibatnya adalah hilangnya output potensial sebesar 8 persen. Jadi, ini adalah konsekuensi signifikan dari apa yang telah kita alami," ucap Georgieva dalam keterangannya, Rabu (6/9/2023).
Georgieva menambahkan, akibat pandemi dan konflik antara Rusia dan Ukraina yang tidak berkesudahan, ASEAN juga telah mengalami gangguan dalam rantai pasok.
Gangguan tersebut telah menyebabkan lebih banyak tekanan, krisis, dan inflasi di sebagian besar ekonomi maju dan pasar berkembang, termasuk negara-negara anggota ASEAN.
Lebih lanjut, tingkat suku bunga diperkirakan akan tetap tinggi hingga tahun 2024, atau 2025, dan hal ini pasti akan berdampak pada ASEAN, salah satunya dalam hal kekuatan mata uang.
Maka dari itu, Georgieva menekankan bahwa ASEAN harus terus tumbuh dinamis untuk bertahan dalam menghadapi tantangan ekonomi global saat ini.
"Pertumbuhan ASEAN adalah titik terang dalam cakrawala yang agak suram. Pertumbuhan global tahun ini mencapai 3 persen, dan ASEAN telah mencapai pertumbuhan sebesar 4,6 persen yang akan berlanjut hingga tahun depan," ujarnya.
"Menjaga momentum pertumbuhan sangat penting," lanjutnya.
Georgieva kemudian merekomendasikan tiga langkah utama bagi negara-negara ASEAN untuk menjaga perekonomian mereka tetap dinamis.
Pertama, dia menyarankan negara-negara anggota ASEAN untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan keuangan untuk memastikan kepercayaan konsumen dan investor.
"Kepercayaan ini telah membantu Anda sebelum pandemi, dan harus tetap seperti itu," katanya.
Kedua, Georgieva juga menyarankan agar pemerintah ASEAN lebih banyak berinvestasi dalam bidang pendidikan dan keterampilan.
"Orang-orang ASEAN harus memiliki keterampilan untuk masa depan karena kita tahu artificial intelligence itu telah ada," ungkapnya.
Georgieva menuturkan, orang-orang di negara ASEAN perlu memiliki keterampilan yang tidak dapat digantikan oleh artificial intelligence dalam waktu dekat.
Terakhir, Georgieva juga menyarankan kepada negara-negara ASEAN untuk berinvestasi dalam konektivitas digital dan ekonomi hijau.
"Tidak ada masa depan tanpanya. Hal ini harus dilakukan," pungkasnya.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat