tirto.id - Kasatgas Pangan Polri, Whisnu Hermawan Februanto menuturkan, untuk mengantisipasi masalah pangan pada tahun depan. Pihaknya memberi peringatan dini atau early warning 2024 terhadap lima komoditas, yaitu beras, gula, bawang putih, kedelai, dan jagung.
Peringatan dini ini diberikan mengingat akan adanya gangguan stok pangan nasional akibat kondisi cuaca ekstrem, fluktuasi harga global, dan penumpukan muatan di pelabuhan.
Pada komoditas beras, Hermawan mewanti-wanti adanya pengaruh cuaca ekstrem el nino yang berkelanjutan sehingga dapat mengganggu hasil produksi padi.
“Pengaruh cuaca el nino ini masih ada kelanjutan yang mengganggu hasil produksi padi. Kemudian peningkatan permintaan di triwulan pertama di tahun 2024 pas dalam rangka lebaran ini juga nanti akan memengaruhi juga,” kata Hermawan.
Kenaikan permintaan pada awal 2024 dalam rangka lebaran, kata Hermawan tidak dibarengi dengan situasi panen raya yang diperkirakan terjadi di bulan April imbas el nino. Alhasil, komoditas beras mendapat peringatan dini.
Kemudian, pada komoditas gula, situasi global yang tidak stabil memengaruhi harga gula internasional, yang kemudian berdampak pada realisasi impor. Tercatat, realisasi impor per 29 November 2023 untuk kuota gula kristal putih (GKP) sebesar 215.800 ton dan yang terealisasi hanya 124.781 ton atau setara 57,82 persen.
Untuk diketahui, peringatan dini untuk komoditas gula juga mengingat masa giling pada 2024 diproyeksikan terjadi pada bulan Mei.
Lebih lanjut, peringatan dini dilakukan terhadap komoditas bawang putih yang secara kualitas dari segi ukuran lebih kecil sehingga kurang diminati oleh konsumen. Terlebih lagi harganya juga terpaut relatif tinggi.
“Perlu dilakukan pengecekan ke lapangan terkait dengan wajib tanam 5 persen,” kata dia.
Pada catatan terakhir, stok bawang putih sebesar 143,6 ribu ton, dengan kebutuhan sebesar 55 ribu ton per bulan.
Selanjutnya, komoditas kedelai menjadi peringatan dini lantaran berkurangnya stok kedelai. Hal ini disebabkanadanya keterlambatan karena antrean bongkar muat di pelabuhan dan pembatasan kendaraan yang melintasi ruas jalan tertentu menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Tercatat, stok kedelai yang dimiliki pelaku usaha sebesar 280 ribu ton, sedangkan kebutuhan sebesar 299 ribu ton per bulan. Terdapat defisit hampir 20 ribu ton per bulan.
Terakhir, komoditas jagung menjadi perhatian lantaran berkurangnya stok jagung yang memberikan efek domino terhadap komoditas pangan lain seperti daging ayam dan telur ayam ras.
“Para kepala daerah yang menjadi pilot project penanaman jagung dalam rangka perluasan lahan tanam dan peningkatan produksi agar melakukan pengawalan dan pendampingan,” kata Hermawan.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Dwi Ayuningtyas