tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Jumat, 20 Juni 2025, yakni turun 20,36 poin (0,29%) ke level 6.948,28. Tren IHSG mulai awal pekan hingga hari ini terus menurun. Apakah penurunan IHSG ini dipengaruhi oleh perang yang terjadi antara Iran dan Israel?
IHSG yang terus terkoreksi sejak dibuka pada Senin lalu menunjukkan perdagangan di pasar saham tanah air yang lesu. Investor terkesan menunggu situasi politik yang tidak pasti saat ini.
IHSG Melemah Hari Ini, Apakah Disebabkan Perang?
Para analis saham melihat saat ini investor bersikap menunggu terkait kelanjutan konflik Iran vs Israel yang kini sudah masuk hari ke delapan.
"Ketidakpastian merupakan musuh terbesar bagi pasar. Karenanya selama dua pekan ke depan, IHSG masih akan memiliki keraguan untuk menguat, di mana pasar obligasi akan mendampingi kegundahan itu meskipun penurunan harga obligasi akan jauh lebih terbatas karena memiliki risiko yang jauh lebih rendah. Ruang penguatan terbuka, namun mungkin tipis setidaknya hingga ketidakpastian berkurang," papar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dikutip Antara (20/6).
Sikap hati-hati investor ini juga diambil karena mereka masih mencermati bagaimana sikap Amerika Serikat (AS) terhadap konflik di Timur Tengah ini. Awalnya, Presiden AS, Donald Trump memperlihatkan sikap netral. Trump mendesak adanya pertemuan antara Iran dan Israel untuk membahas gencatan senjata dan perdamaian.
Namun, Trump seperti berubah pendapat. Dalam unggahan-unggahan di akun media sosialnya, Trump meminta pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei untuk menyerah tanpa syarat pada Israel. Trump sendiri sesumbar telah mengetahui di mana lokasi Khamenei saat ini.
Seruan Trump itu dijawab tegas Khamenei dengan mengatakan jika Iran tidak akan menyerah pada siapa pun yang telah menyerang mereka, termasuk bangsa zionis Israel.
Sikap Trump yang berubah-ubah membuat pasar ragu dan berhati-hati dalam menentukan sikap. Ada pandangan juga yang melihat jika Amerika Serikat turut campur dalam perang Iran vs Israel, maka pasar saham akan anjlok lebih dalam.
"Saya pribadi tidak berpikir AS akan terlibat penuh dalam perang ini. Tapi jika itu tak terhindarkan, maka dampaknya pada pasar akan langsung terasa. Harga emas akan melonjak, imbal hasil obligasi akan turun, dan dolar akan menguat." ujar Peter Cardillo, Chief Market Economist di Spartan Capital Securities dikutip Kontan (20/6).
Selain sikap AS, investor juga mulai takut jika konflik lebih lama berlanjut, maka pasokan minyak mentah yang sebelumnya diekspor Iran akan terhambat. Tentu saja ini akan membuat harga minyak mentah dunia melambung tinggi.
Mengutip FX Street, minyak mentah pada Kamis kemarin diperdagangkan pada harga $73,52 per barel, naik dari penutupan hari Rabu yang dijual $72,94 per barel.
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Elisabet Murni P