tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka stagnan di level 6.699 pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Kamis (15/6/2023). Posisi tertinggi indeks mencapai 6.702 dan terendah ada di level 6.686.
Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp169 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.538 triliun. Selain itu, setidaknya ada 154 saham yang bergerak menguat dan 105 saham melemah. Sementara sisanya 258 stagnan.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih memperkirakan IHSG pada hari ini akan bergerak mixed dalam range 6.670 – 6.755. Setelah perdagangan perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah sebesar -0,29 persen atau -19,3 poin di level 6.699.
Pergerakan indeks hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari tanah air, DPR-RI menyetujui pagu indikatif Kementerian Keuangan (Kemenkeu) senilai Rp48,35 triliun untuk tahun anggaran 2024. Pagu indikatif terbagi kedalam lima program yaitu Kebijakan Fiskal sebesar Rp40,23 miliar, Pengelolaan Penerimaan Negara mencapai Rp2,48 triliun, serta Pengelolaan Belanja Negara senilai Rp28,74 triliun.
Program lainnya yaitu Perbendaharaan Kekayaan Negara dan Risiko (PKNR) sebesar Rp310 miliar, dan pagu terbesar berada pada program Dukungan Manajemen, yang di dalamnya mencakup gaji dan biaya operasional, mencapai Rp45,49 triliun. Sebagian besar pagu indikatif akan bersumber dari rupiah murni sebesar Rp38,9 triliun, sementara Rp21 triliun berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Dari mancanegara, tingkat inflasi tahunan harga konsumen inti di Amerika Serikat (AS), yang tidak termasuk barang-barang yang mudah menguap seperti makanan dan energi, di bulan Mei 2023 turun ke level 5,3 persen terendah sejak November 2021, namun sesuai ekspektasi pasar, dari level 5,5 persen pada bulan sebelumnya. Secara bulanan, harga konsumen inti di bulan Mei 2023 naik 0,4 persen dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, Inflasi harga konsumen AS turun menjadi 4 persen pada Mei 2023, terendah sejak Maret 2021 dan sedikit di bawah ekspektasi pasar sebesar 4,1 persen, yang didorong oleh penurunan harga energi. Biaya energi merosot 11,7 persen dibandingkan di bulan April 2023 sebesar -5,1 persen. Secara bulanan, harga konsumen di bulan Mei 2023 naik tipis 0,1 persen setelah meningkat 0,4 persen di bulan April 2023.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin