tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 6.423 pada perdagangan Jumat (19/3/2025) pukul 09.00 WIB. Mengutip Google Finance, laju indeks masih berada di zona merah dan mencapai titik terendahnya di level 6.289 pada pukul 10.08 WIB.
“IHSG hari ini berpotensi mencoba tembus resist di 6.480 dan jika gagal break resist, akan cenderung koreksi lagi. Diperkirakan Support IHSG: 6.260-6.300 dan Resist IHSG: 6.480-6.500,” kata Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, dalam keterangannya, Jumat (21/3/2025).
Sebelumnya, IHSG sempat ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor teknologi. IHSG ditutup menguat 70,01 poin atau 1,11 persen ke posisi 6.381,67 sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,47 poin atau 0,21 persen ke posisi 711,67.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, mengatakan, sentimen positif yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada hari kemarin karena terjadi rebound dalam dua hari beruntun. Meskipun rebound, investor asing tercatat jual bersih di pasar ekuitas domestik senilai Rp499 miliar (20/3/2025).
"Pasar cukup positif setelah rilis suku bunga BI-Rate yang tetap pada level 5,75 persen senada dengan suku bunga The Fed yang juga tidak berubah," jelas dia dalam keterangannya.
Menurut Ratih, iklim suku bunga domestik yang menyesuaikan kondisi The Fed tersebut untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan capital outflow di pasar keuangan domestik. Selain itu, penyaluran kredit pada Februari 2025 tetap tinggi atau tumbuh 10,30 persen yoy, meskipun ancaman daya beli tercermin dari deflasi pada periode yang sama.
Dari Mancanegara, Wall Street dilanda aksi profit taking pasca rebound pada perdagangan sebelumnya. Saham teknologi, seperti BABA, IBM, dan AVGO menjadi pemberat indeks. Di sisi lain, Bank Sentral Inggris (BoE) pada Maret 2025 mempertahankan suku bunga di level 4,5 persen, setelah pada bulan lalu memangkas suku bunga 25 bps.
Pemangkasan suku bunga Februari 2025 merupakan ketiga kalinya sejak penurunan pertama pada Agustus 2024. Dari Asia, China menahan suku bunga (LPR) tenor 1 tahun (jangka pendek) dan 5 tahun (jangka panjang) masing-masing sebesar 3,1 persen dan 3,6 persen. Atas kebijakan PBOC tersebut indeks Hang Seng terkoreksi 2,23 persen.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Andrian Pratama Taher