tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 6.718 pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Rabu (14/6/2023). Posisi tertinggi indeks mencapai 6.733 dan terendah ada di level 6.722.
Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp166 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.579 triliun. Selain itu, setidaknya ada 151 saham yang bergerak menguat dan 63 saham melemah. Sementara sisanya 200 stagnan.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih memperkirakan IHSG pada hari ini akan bergerak mixed dalam range 6.685 - 6.770. Setelah perdagangan perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah tipis sebesar -0,05 persen atau -3,36 poin di level 6.719.
Pergerakan indeks hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, penjualan ritel Indonesia mengalami peningkatan 1,5 persen YoY pada April 2023, melambat dari pertumbuhan 4,9 persen pada bulan sebelumnya. Ini adalah peningkatan penjualan ritel dalam tiga bulan berturut-turut.
Peningkatan penjualan terjadi untuk produk pakaian (17,6 persen di bulan April 2023 vs 17,3 persen di bulan Maret 2023), penjualan bahan bakar (8,3 persen vs -12,5 persen) dan peralatan rumah tangga (2,9 persen vs -9,0 persen).
Secara bulanan, penjualan ritel melonjak 12,8 persen pada bulan April 2023, terbesar dalam 12 bulan, menyusul kenaikan 7 persen pada bulan Maret 2023. Sebaliknya, beberapa penjualan yang mengalami penurunan antara lain produk makanan (4,6 persen di bulan April 2023 vs 9,4 persen di bulan Maret 2023), dan penjualan suku cadang & aksesoris otomotif (-4,9 persen vs -9,5 persen).
Dari mancanegara, Bank Sentral Tiongkok memangkas suku bunga pinjaman jangka pendek untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 10 bulan. People's Bank of China (PBOC) memangkas suku bunga acuan jangka pendek 7-day reverse repurchase rate sebesar 10 basis poin (bps) menjadi 1,9 persen dari sebelumnya sebesar 2 persen. Hal ini merupakan penurunan pertama suku bunga 7-day reverse repurchase rate sejak Agustus 2022.
Pemangkasan suku bunga ini sebagai upaya pemerintah China memulihkan kepercayaan pasar dan menopang pemulihan setelah pandemi yang terhenti di ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Selain itu, PBOC menyuntikkan dua miliar yuan melalui investasi jangka pendek dan instrumen obligasi.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin