tirto.id - Holdingisasi yang akan dilakukan oleh BUMN akan membuat BUMN berpeluang mendapatkan "lompatan" karena modal bertambah besar dan mudah mencari sumber dana.
Akan tetapi, Presiden berpesan agar proses pembentukan holding (perusahaan induk) bagi BUMN dilakukan secara berhati-hati dengan perhitungan yang matang.
"Mengenai holding, segera holdingisasi dilakukan tapi hati-hati, kalkulasi harus matang," kata Presiden Jokowi di hadapan sekitar 600 petinggi BUMN yang akan mengikuti Executive Leadership Program (ELP) Istana Negara Jakarta, Rabu, (25/1/2017) seperti dikutip dari Antara.
Presiden Jokowi menyampaikan kehati-hatian harus meliputi segala hal, termasuk dari sisi manajemen, supervisi, tata kelola, efisiensi, hingga beban finansialnya.
"Tapi hati-hati, karena lincah kalau dipecah-pecah juga. Tolong garis bawahi hati-hati kalkulasinya," tegas Presiden.
Selain memperingatkan agar holdingisasi dilakukan secara hati-hati, presiden juga mengingatkan agar holdingisasi BUMN dilakukan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
"Tetap harus dengan catatan-catatan, menaati Undang-Undang yang ada, ini harus dijaga ada proses yang kita harus lakukan," katanya.
Presiden mengingatkan meski holdingisasi bisa terbentuk dengan cepat tetapi kalkulasi juga harus matang.
Oleh karena itu diharapkan holdingisasi BUMN juga bukan sekadar asal gabung dan asal besar tetapi juga berdampak baik tujuannya.
Ia juga meminta agar BUMN membuka diri dan melibatkan banyak institusi sehingga semakin terbuka untuk perbaikan.
"Saya optimistis sekali BUMN akan menjadi baik tapi hati-hati," katanya.
Semua itu disampaikan Presiden Jokowi dalam acara peresmian pembukaan ELP bagi Direksi BUMN yang diikuti oleh jajaran direksi dan komisaris dari 118 BUMN.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh