tirto.id - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Hendropriyono menyampaikan akan segera mengadakan kongres luar biasa. Pada kongres tersebut, Hendropriyono juga akan meletakkan jabatan Ketua Umum PKPI di usianya yang akan menginjak 73 tahun pada Mei mendatang.
"Saya akan segera melakukan kongres luar biasa bagi partai ini, saya pribadi sudah merasa cukup, dan cukup, adalah cukup untuk mengabdi di belantika politik nasional," ungkapnya saat memberikan pidato dalam Rapat Pleno Terbuka Penetapan Partai Politik dan Nomor Urut Partai Politik Peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU RI Jakarta pada Jumat (13/4/2018).
Hendro tercatat pernah menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari 1998 hingga 1999. Kemudian, ia menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) sejak 27 Agustus 2016.
"Sekarang saya dapat pengalaman di partai politik, susah payah setengah mati saya baru tahu, 'oh inilah parpol' dan pengalaman pertama dan terakhir," ujarnya.
Ia pun meminta doa restu atas niatnya dan untuk orang yang akan dipilih menggantikannya kelak. "Saya sudah bawa kalian semua, kita sudah sampai pada satu gerbang pintu melangkah dengan lebih sempurna," ucapnya dengan mata memerah, berkaca-kaca di hadapan beberapa anggotanya.
Calon penggantinya nanti akan disampaikan dalam kongres luar biasa. Saat ini, ia menolak untuk menyebutkan nama-nama calon penggantinya.
Hanya saja, ia meyakinkan bahwa pemilihan calon ketua umum akan dilangsungkan secara demokratis.
"Nanti akan diserahkan ke kongres luar biasa. Nanti kalian pasti saya undang. Anda lihat bagaimana PKPI ini melaksanakan demokrasi Indonesia, demokrasi Pancasila," ucapnya.
Ia mengharapkan prinsip demokrasi Pancasila dengan kebhinekaan dapat diteruskan oleh generasi setelahnya agar yang mayoritas tidak lantas menjadi diktator, dan minoritas tidak menjadi tirani.
"Saya harapkan yang generasi penerus bisa melanjutkan cita-cita PKPI yang didirikan oleh Edi Sudrajat dan Try Sutrisno ini, dua ikon sesepuh mendirikan PKPI, setelah memisahkan diri dari Golkar," ungkapnya.
Pelaksanaan kongres luar biasa tersebut, diterangkannya masih menunggu kesiapan dari daerah.
"Saya terima kasih dikasih kesempatan bicara terbuka karena banyak pro dan kontra untuk KLB dan banyak yang tidak mau saya tinggalkan. Itu kan biasa, orang tua meninggal masa anak senang? Tapi, saya harus paksakan itu karena sudah waktunya," pungkasnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yantina Debora