Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah IDI Menyatakan Petugas KPPS Meninggal karena Diracun?

IDI memang menyatakan faktor penyebab meninggalnya ratusan petugas KPPS bukan hanya karena kelelahan, tetapi sama sekali tak menyinggung soal racun.

Benarkah IDI Menyatakan Petugas KPPS Meninggal karena Diracun?
Header Periksa Fakta Meninggalnya Ketua KPPS. tirto.id/Fuad

tirto.id - Pemilihan umum (Pemilu) serentak tahun 2019 menelan korban jiwa. Melansir laporan Tirto, yang tayang Selasa (7/5/2019), Komisi Pemilihan Umum (KPU) kala itu mencatat sebanyak 440 petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) meninggal dunia, serta lebih dari 3.000 petugas jatuh sakit.

Kelamnya pesta demokrasi tersebut hingga saat ini memicu berbagai narasi liar, salah satunya tentang penyebab kematian petugas KPPS.

Terbaru, akun Facebook "Brama Kumbara" mengunggah video dengan klaim yang menyebut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sepakat memutuskan kematian petugas KPPS pemilu 2019 bukan karena kelelahan, tetapi diracun.

Foto Periksa Fakta Meninggalnya Ketua KPPS

Foto Periksa Fakta Meninggalnya Ketua KPPS. foto/Hotline periksa fakta tirto

Narasi itu disebarkan dalam bentuk video reel berdurasi kurang dari dua menit. Terdapat keterangan bertuliskan "MENOLAK LUPA. NGERI SADIS! Nanti Diperiksa dan Bongkar. Tunggu ya," dalam video itu, diiringi dengan rekaman seorang dokter menyampaikan tuntutan kepada pemerintah.

Per Jumat (6/10/2023), video yang beredar sejak Rabu (4/10/2023) ini sudah memperoleh 6.100 emoji jempol, 2.600 komentar, serta telah dibagikan ke 2.900 warganet.

Lantas, apa benar IDI menyatakan petugas KPPS Pemilu 2019 meninggal karena diracun?

Penelusuran Fakta

Tim Riset Tirto mencoba menelusuri kutipan pernyataan dokter dalam video, narasinya adalah "kami menyatakan sikap, satu menuntut pemerintah untuk menyatakan hari berkabung nasional dengan memasang bendera merah putih".

Dengan memanfaatkan pencarian Google, kami menemukan pernyataan itu disampaikan dr Bakta Iswara sebagai Ketua Komunitas Kesehatan Peduli Bangsa.

Mengutip Detik, perkumpulan petugas kesehatan yang mengatasnamakan Komunitas Kesehatan Peduli Bangsa pada Kamis (9/5/2019), mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengeluarkan surat perintah autopsi petugas KPPS yang meninggal.

Komunitas Kesehatan Peduli Bangsa menekankan kalau autopsi ini merupakan hal yang mendesak untuk dilakukan agar bisa menyimpulkan penyebab kematian para petugas KPPS. Menurut komunitas ini, faktor kelelahan dinilai hanya satu simpulan yang sifatnya umum.

Untuk diketahui, IDI memang menyatakan faktor penyebab meninggalnya ratusan petugas KPPS bukan hanya karena kelelahan, tetapi sama sekali tak menyinggung soal racun.

Melansir laporan Tirto, Daeng M Faqih (Ketua IDI kala itu) menekankan ada faktor pemicu lain yang dianggap turut memiliki potensi efek serupa.

"Kelelahan bukan penyebab langsung kematian mendadak, tapi bisa jadi salah satu faktor pemicu," ucap Daeng saat pembacaan kesimpulan diskusi di gedung Pengurus Besar IDI pada Senin (13/5/2019) lalu.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Pertimbangan IDI Zubairi Djoerban bilang kalau kelelahan yang dialami petugas KPPS itu memicu penyakit jantung hingga stroke.

Para petugas pun diyakini sudah memiliki sejumlah penyakit sebelum bekerja sebagai petugas KPPS. Alhasil, ketika beban kerja ini sudah mencapai tahap yang tinggi, dapat menjadikan kelelahan sebagai penyebab kematian.

"Kelelahan memicu orang yang sudah sakit jantung jadi muncul. Dia masih bisa normal aktivitas sehari-hari meskipun sakit tapi begitu kena beban ya jadi muncul [penyakitnya]," tandas Zubaidi.

Hasil pantauan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menyimpulkan penyebab kematian ratusan petugas KPPS Pemilu 2019 yang terbanyak adalah gagal jantung dan stroke.

Sementara itu, tim lintas disiplin dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menyingkap, otopsi verbal terhadap 10 dari 12 kasus kematian di antara petugas pemilu di DIY menunjukkan dugaan penyebab kematian ada kaitannya dengan riwayat penyakit kardiovaskular yang diderita.

UGM menyatakan seluruh kematian terjadi secara natural. Tidak ditemukan indikasi adanya kekerasan maupun kejadian tidak wajar. KPU sebelumnya pun telah membantah soal narasi tragedi meninggalnya petugas pemilu karena racun.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, klaim tentang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan petugas KPPS Pemilu 2019 meninggal karena diracun itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

IDI memang menyatakan faktor penyebab meninggalnya ratusan petugas KPPS bukan hanya karena kelelahan, tetapi sekali tak menyinggung soal racun.

Reel yang beredar hanya memuat pernyataan sikap perkumpulan petugas kesehatan yang mengatasnamakan Komunitas Kesehatan Peduli Bangsa. Pernyataan itu tak ada sangkut pautnya dengan IDI, serta sama sekali tak menyinggung soal racun sebagai penyebab meninggalnya petugas Pemilu 2019.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Fina Nailur Rohmah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fina Nailur Rohmah
Editor: Shanies Tri Pinasthi