Menuju konten utama

Gus Ipul Sebut Sekolah Rakyat Solusi untuk Deprivasi Hak Anak

Sekolah Rakyat tak hanya memberi akses pendidikan gratis. Menurut Gus Ipul, program ini bisa menjadi bagian dari solusi mengatasi deprivasi hak anak.

Gus Ipul Sebut Sekolah Rakyat Solusi untuk Deprivasi Hak Anak
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan Sekolah Rakyat sebagai alternatif strategis untuk menangani deprivasi multidimensi pada anak. Pernyataan ini ia sampaikan dalam Peluncuran Hasil Kajian Deprivasi Hak Anak Multidimensi di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (18/11/2025). (FOTO/dok.Kemensos)

tirto.id - Sekolah Rakyat bisa menjadi bagian dari upaya strategis menangani deprivasi multidimensi, yakni kondisi kekurangan dalam berbagai aspek kehidupan, pada anak.

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menyatakan hal itu dalam peluncuran Hasil Kajian Deprivasi Hak Anak Multidimensi di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta pada Selasa (18/11/2025).

“Sekolah Rakyat bisa jadi salah satu alternatifnya. Sekolah rakyat adalah lingkungan hidup yang dirancang untuk menyembuhkan deprivasi multidimensi,” kata Gus Ipul.

Menurut Gus Ipul, Sekolah Rakyat dihadirkan sebagai solusi pengentasan kemiskinan yang terintegrasi. Program ini juga menjadi episentrum dari beragam program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

“Anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan, rumahnya dibikin semakin layak huni. Mendapatkan bansos lengkap dan (akses) program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan program lain yang menjadi bagian dari program prioritas Bapak Presiden,” kata Gus Ipul.

Selain menyediakan lingkungan belajar yang aman, bebas perundungan, kekerasan, dan intoleransi, Sekolah Rakyat pun memenuhi gizi harian sehingga membantu mengatasi masalah stunting dan anemia pada anak-anak.

Ada pula pendampingan intensif yang ditujukan untuk mengejar ketertinggalan literasi dan learning loss pada anak. Di Sekolah Rakyat, para siswa akan diberi pengasuhan penuh 24 jam dengan fasilitas lengkap, termasuk sanitasi dan air bersih hingga layanan kesehatan rutin.

“Akses teknologi informasi dan pembelajaran digital untuk menjawab kesenjangan digital. Membentuk karakter, disiplin, dan kepemimpinan untuk membangun fondasi SDM berdaya saing. Terakhir, [ada] layanan counseling dan talent mapping guna memberikan akses dan kesempatan menggali potensi diri lebih presisi,” jelas Gus Ipul.

Sekolah Rakyat juga memberikan fasilitas hilirisasi supaya lulusannya dapat melanjutkan masa depan tanpa terjebak lagi dalam kemiskinan.

“Mereka harus jadi agen perubahan. Yang ingin kuliah difasilitasi, yang ingin bekerja juga difasilitasi,” jelas Gus Ipul.

Dia menambahkan, upaya mewujudkan kesejahteraan dan menangani deprivasi pada anak, perlu kolaborasi lintas sektor. Gus Ipul menilai kajian mengenai deprivasi hak anak memberi petunjuk baru terkait tantangan sekaligus peluang dalam memperkuat kebijakan strategis di perlindungan anak.

Di akhir pidato sambutannya, Gus Ipul berpesan agar tanggung jawab moral melindungi hak anak-anak Indonesia terus dijaga.

“Bukan anak-anak yang perlu membuktikan kelayakannya untuk dicintai. Tetapi kita lah yang harus membuktikan bahwa kita lah yang menjadi orang dewasa yang memberikan hak-hak dasar,” ujar dia menegaskan.

Acara peluncuran Hasil Kajian Deprivasi Hak Anak Multidimensi tersebut turut dihadiri oleh Menteri/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Arifatul Choiri Fauzi, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Wakil Kepala BPS Sonny Harry Budiutomo Harmadi, dan Maniza Zaman selaku UNICEF Representative for Indonesia.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis