tirto.id - Grab Holdings yang berbasis di Singapura (GRAB) melakukan pemutusan hubungan (PHK) terhadap 1.000 atau 11 persen dari jumlah karyawannya. Juru Bicara Grab sebagaimana rilis resmi yang dikonfirmasi Tirto menjelaskan, keputusan tersebut berlaku untuk seluruh wilayah operasional grab termasuk Indonesia.
"Berlaku di seluruh negara di mana Grab beroperasi ya, termasuk Indonesia," kata Jubir Grab yang dikonfirmasi Tirto dalam pesan singkat, Rabu (21/6/2023).
Namun, dia tidak mau merinci berapa total karyawan Grab Indonesia yang terkena PHK. Sebelumnya, CEO Grab Holdings Anthony Tan mengatakan pemangkasan tersebut merupakan yang terbesar sejak dimulainya pandemi. Tetapi, PHK tersebut bukanlah jalan pintas menuju profitabilitas tetapi reorganisasi strategis untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis.
"Perubahan tidak pernah secepat ini. Teknologi seperti AI (kecerdasan buatan) generatif berkembang dengan sangat cepat. Biaya modal telah meningkat, yang secara langsung berdampak pada lanskap persaingan," kata Tan dalam surat tersebut dikutip dari Reuters, Rabu (21/6/2023).
Untuk diketahui, SuperApp yang didirikan pada tahun 2012 ini menawarkan layanan pengantaran, transportasi, dan layanan keuangan di delapan negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Sahamnya naik 4,7 persen sebelum pasar dibuka setelah pengumuman Tan kepada para stafnya. Saham ini telah naik sebanyak 5,6 persen sebelum pembukaan pasar, memperpanjang kenaikan sebelumnya karena laporan Bloomberg News tentang pemangkasan tersebut.
PHK ini mengikuti langkah serupa yang dilakukan tahun lalu oleh perusahaan teknologi Indonesia, GoTo (GOTO.JK), yang menawarkan layanan transportasi, e-commerce dan keuangan. Perusahaan ini telah melakukan pemotongan biaya yang ketat, termasuk memangkas 12 persen tenaga kerjanya pada tahun 2022. Perusahaan ini memberhentikan 600 staf pada bulan Maret.
Sementara itu, Pada Mei, Grab melaporkan kerugian kuartalan sebesar 250 juta dolar AS, tetapi mengatakan bahwa pendapatan pada kuartal pertama tahun ini naik 130,3 persen menjadi 525 juta dolar AS dari tahun lalu.
Pada Februari, Grab mengeluarkan perkiraan yang optimis untuk pendapatan setahun penuh pada tahun 2023 dan memajukan jadwal profitabilitasnya.
Pemutusan hubungan kerja terakhir yang dilakukan Grab yang terdaftar di AS terjadi pada tahun 2020, ketika 360 orang diberhentikan sebagai dampak dari pandemi. Perusahaan ini memiliki 11.934 karyawan pada akhir 2022, termasuk sekitar 2.000 karyawan dari akuisisi jaringan toko kelontong tahun lalu, demikian ungkap laporan tahunan terbarunya.
Pada September tahun lalu, perusahaan ini mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal meskipun pasar sedang melemah. Pada bulan Desember, Tan mengatakan kepada para stafnya bahwa perusahaan membekukan sebagian besar perekrutan, kenaikan gaji manajer senior, dan memotong anggaran perjalanan dan pengeluaran.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin