tirto.id - Partai Gerindra menyarankan Demokrat tak bergabung ke kubu pendukung Joko Widodo (Jokowi) karena sudah banyak partai yang berlabuh ke sana. Hal ini disampaikan Ketua DPP Gerindra, Riza Patria, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (20/7/2018).
"Bilangannya (partai pendukung Jokowi) sudah banyak, basic kue suara pilegnya udah tinggal sedikit," kata Riza.
Menurut Riza, semua partai hari ini sangat membutuhkan suara elektoral yang tinggi agar dapat menembus ambang batas parlemen.
Untuk itu, kata dia, lebih baik berlabuh ke kubu Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres, karena partai yang bergabung masih sedikit dan lebih mungkin menikmati efek elektoralnya.
"Jadi menurut saya partai-partai sudah punya hitungan ke mana harus berlabuh memilih capres dan cawapresnya karena ada kepentingan ke depan yaitu kepentingan parlemen, bangsa dan negara ke depan," kata Riza.
Lebih lanjut, Riza menyatakan terdapat setidaknya dua alasan lain yang bisa membuat Demokrat bergabung ke poros partainya.
Pertama, dari sisi ideologis. Menurutnya, antara Demokrat dan Gerindra memiliki kesamaan ideologi sebagai partai berlandaskan nasionalis demokratis.
Kedua, kata Riza, dari sisi sosok Prabowo. Menurutnya, elektabilitas ketua umum Gerindra tersebut saat ini masih yang paling meyakinkan untuk melawan Jokowi dibandingkan kandidat lainnya. Bahkan, menurutnya, bisa terus meningkat sampai saat hari H Pilpres mendatang.
"Karena faktanya memang berpeluang memenangkan pilpres mereka ingin berkoalisi dengan partai Gerindra," kata Riza.
Lagi pula, Riza mengklaim Prabowo memiliki rekam jejak yang konsisten dalam membela kepentingan rakyat, khususnya rakyat miskin yang terpinggirkan. Hal ini, menurutnya, antitesa dari kepemimpinan Jokowi selama ini yang justru membuat ekonomi melemah dan mengakibatkan kemiskinan bertambah.
Kepada Demokrat, kata Riza, Gerindra siap untuk melakukan power sharing guna menarik partai berlambang mercy tersebut bergabung.
"Kami menyampaikan tidak bisa Gerindra sendirian menyelesaikan berbagai masalah yang kompleks ini. Kita ingin berkoalisi dengan partai-partai yang ada," kata Riza.
Dalam hal ini, menurut Riza, pertemuan antara Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo yang direncanakan pada 24 Juli 2018 mendatang bisa menjadi momen mematenkan koalisi.
"Ya bisa (mematenkan koalisi). Kemarin kan direncanakan ketemu tapi Pak SBY kan harus istirahat. Tapi Pak Prabowo tetap jenguk Pak SBY sebagai bentuk perhatian kami," kata Riza.
Pada 18 Juli lalu, sedianya Prabowo dan SBY melakukan pertemuan di rumah SBY, Mega Kuningan, Jakarta Pusat untuk membahas pilpres 2019. Namun, pertemuan itu batal lantaran SBY masuk rumah sakit sehari sebelumnya.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yulaika Ramadhani