Menuju konten utama

Gempa Susulan Terkini di Ende, Larantuka, Maumere & Penjelasan BMKG

Gempa Laut Flores M7,4 yang terasa kuat di Ruteng, hingga Lembata merupakan alarm bahwa banyak sumber gempa sesar aktif yang belum teridentifikasi.

Gempa Susulan Terkini di Ende, Larantuka, Maumere & Penjelasan BMKG
Ilustrasi gempa bumi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, hingga siang ini pukul 14.30 WIB, BMKG mencatat lebih dari 49 kali gempa susulan (aftershocks) pasca gempa Laut Flores M7,4, Senin (14/12/2021).

Bahkan, melansir laman resmi BMKG, gempa dengan magnitudo 5,4 baru saja terjadi dengan pusat gempa berada di laut 201 km Barat Laut Larantuka pada Selasa (14/12/2021) pukul 15:31:31 WIB.

Gempa tersebut terasa di Larantuka dengan MMI III, lalu terasa juga di Ende dan Maumere dengan MMI II.

Daryono menjelaskan gempa Laut Flores M7,4 yang terasa kuat di Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara, hingga Lembata dan berpotensi tsunami hari ini merupakan alarm untuk kita semua bahwa sumber gempa sesar aktif yang mampu memicu gempa kuat ternyata masih banyak dan belum teridentifikasi serta terpetakan.

"Gempa Laut Flores M7,4 hari ini menjadi alarm maksudnya mengingatkan kita semua bahwa ternyata masih ada gempa singnifikan (kuat) dipicu oleh gempa yang sumbernya belum dikenali," kata Daryono kepada redaksi Tirto.

Daryono menambahkan, sejak tahun 1800an di busur Kepulauan Sunda Kecil (Bali, NTB, NTT) setidaknya sudah terjadi lebih dari 22 kali tsunami.

"Jika kita rata-rata maka setiap 11 tahun terjadi satu kali tsunami di wilayah ini," katanya.

Menurut Daryono jika berdasarkan pada peta sumber gempa di Jatim, Bali, NTB dan NTT (Pusgen, 2017), maka tampak bahwa pusat gempa M7,4 siang ini tidak terletak di jalur sesar aktif. Sehingga sumber gempa-gempa hari ini (di Laut Flores) belum terpetakan.

Daryono juga mengatakan, jika melihat gempa Flores hari ini dan berdasarkan grafik tsunami Indonesia hasil kompilasinya, maka semakin mengokohkan pendapatnya bahwa akhir dan awal tahun memang lebih banyak terjadi peristiwa gempa signifikan (dan berpotensi tsunami).

"Mohon masyarakat tidak menyimpulkan akhir dan awal bulan adalah musim tsunami, ini hanya cerminan data yang bisa saja satu saat polanya bisa berubah," tegasnya.

Sementara itu, menurut Daryono salah satu daerah yang terdampak cukup parah dari gempa Laut Flores siang ini adalah Bonerate, Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Daryono juga sempat membagikan foto-foto kerusakan akibat gempa siang ini di wilayah tersebut. Tampak pada foto beberapa bangunan yang mengalami kerusakan cukup parah, bahkan terdapat beberapa rumah yang hancur.

"Karena lokasi kerusakan paling dekat dengan epicenter. Foto kerusakan itu di Bonerate, bukan Selayar pulau besarnya, tepatnya Bonerate Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan," jelas Daryono.

Baca juga artikel terkait GEMPA SUSULAN TERKINI atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Abdul Aziz