tirto.id - Sebanyak 1.226 pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani saat terjadi gempa 6,4 Skala Richter (SR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah berhasil dievakuasi dengan selamat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, setelah dilakukan pencocokan data dari berbagai pihak terkait jumlah pengunjung atau pendaki, maka Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) telah mengeluarkan data resmi.
Jumlah keseluruhan pengunjung yang berhasil dievakuasi sebanyak 1.226 orang, dimana 696 orang warga negara asing (WNA) dan 530 orang warga negara Indonesia (WNI) selama Minggu (29/7/20018) hingga Selasa (31/7/2018).
Selain itu, 1 jenasah pendaki asal Makassar atas nama M. Ainul Taslim juga telah berhasil dievakuasi oleh Tim Evakuasi Gabungan.
"1.226 orang pengunjung berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Semua telah keluar dari kawasan TNGR. Gelombang evakuasi dilakukan selama 3 hari. Semua menggunakan jalur darat," kata Sutopo dalam rilis yang diterima Tirto, Selasa (31/7/2018).
Tiga helikopter milik BNPB, TNI AD dan PT AMNT disiapkan untuk evakuasi korban. Tiga orang WNI dievakuasi menggunakan helikopter karena korban masih trauma dengan guncangan gempa dan pertimbangan kondisi kesehatan.
Satu jenasah dievakuasi dengan helikopter dan mendarat di Lapangan Camat Sembalun pada pukul 11.25 WITA. Jenasah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Mataram. Sedangkan 11 orang WNI dievakuasi melalui jalur darat. Dipandu oleh Tim Evakuasi Gabungan. Semuanya tiba di Posko Terpadu Sembalun dengan selamat.
Sebanyak 244 orang Tim SAR Gabungan dari Basarnas, BTNGR, TNI, Polri, Dalmas, Mapala, tenaga medis, SAR Unit, dan relawan telah mengevakuasi semua pengunjung dari kawasan TNGR.
Menurut laporan dari BTNGR, saat ini kawasan TNGR telah kosong dari pengunjung. Artinya sudah tidak pengunjung yang berada di kawasan TNGR. Semua pengunjung dari mancanegara telah dievakuasi dengan selamat.
Hingga saat ini kawasan TNGR masih dinyatakan ditutup untuk pendakian dan wisata. PVMBG bersama BTNGR akan melakukan pemantauan di lapangan terkait ancaman longsor di jalur pendakian Sembalun dan Senaru.
Adanya gempa-gempa susulan yang masih berlangsung dikhawatirkan juga dapat memicu longsor. Sudah terjadi 346 kali gempa susulan hingga 31/7/2018 pukul 10.00 WIB tadi.
"Intensitas gempa makin mengecil. Oleh karena itu kawasan TNGR masih ditutup hingga waktu yang belum ditentukan," kata Sutopo.
Editor: Yandri Daniel Damaledo