Menuju konten utama

Film Pendek Hair Love Representasi akan Keindahan Rambut Afro

Review Hair Love, film pendek animasi yang merepresentasikan keindahan rambut orang Afro atau kulit hitam.

Film Pendek Hair Love Representasi akan Keindahan Rambut Afro
Poster Film Animasi Hair Love. wikimedia commons/fair use

tirto.id - Love Hair adalah film pendek animasi yang berhasil memenangkan nominasi Best Short Film (Animated) atau film pendek animasi terbaik pada Oscar 2020.

Film pendek ini dinilai mampu membawa nilai keberagaman akan rambut afro, rambut keriting yang kerap mendapat stigma buruk karena bentuk dan teksturnya.

Film pendek yang dirilis pada 14 Agustus 2019 ini disutradari oleh Matthew A. Cherry. Sebelumnya, Cherry telah menyutradarai beberapa film, yaitu The Last Fall (2012), 9 Rides (2016), Forward (2016), dan lain-lain.

Matthew adalah orang pertama yang menginisiasi ide untuk membuat film pendek bertemakan keberagaman dan penerimaan akan rambut afro.

Mantan pemain National Football League (NFL) ini pun memulainya dengan membentuk crowdfunding melalui Kickstarter.

Dukungan publik pada proyek film pendek ini terlihat dari jumlah uang yang terkumpul sebesar lebih dari $200.000 USD atau sekitar Rp2,9 miliar.

Hasil crowdfunding tersebut memungkinkannya untuk melanjutkan proyek tersebut dan berkolaborasi dengan Sony Animation beserta Karen Toliver, seorang produser film dan wakil presiden eksekutif kreatif di Sony Animation.

Video film pendek ini diunggah ke Youtube dan telah ditonton oleh 45 juta orang. Kolom komentar video tersebut pun diisi dengan berbagai komentar positif karena video ini mampu merepresentasikan keindahan dan diversitas dari rambut afro.

Sinopsis Film Pendek Animasi Hair Love

Hair Love adalah film pendek animasi berdurasi 6 menit 47 detik yang bercerita tentang hubungan antara ayah Afrika-Amerika, Stephen, putrinya, Zuri, dan rambut sang anak.

Setiap ada hari spesial, ibu Zuri selalu menata rambut anaknya. Walaupun rambutnya keriting dan terlihat sulit untuk ditata, ibu Zuri menunjukkan bahwa rambut afro tetap bisa ditata dengan kecermatan dan kesabaran.

Diceritakan bahwa suatu hari Zuri akan pergi ke acara spesial dan ia perlu menata rambutnya. Namun, pada saat itu, ibu Zuri sedang berada di rumah sakit akibat sakit kanker yang dideritanya.

Zuri pun mencoba untuk menata rambutnya sendiri, namun hal tersebut sangat sulit untuk dilakukan. Ia pun meminta bantuan Stephen, sang ayah.

Meskipun juga memiliki rambut afro yang panjang, Stephen telah terbiasa dengan istrinya menata rambut putrinya. Stephen pun harus mencari tahu dan mencoba membantu menata rambut Zuri.

Awalnya ia hampir menyerah karena sangat sulit untuk menata rambut Zuri. Namun, ia tetap berusaha untuk menunjukkan rasa sayangnya pada sang Anak, mengingat hari tersebut adalah hari spesial baginya.

Pesan Apa sajakah yang Dikandung dalam Film Pendek Hair Love?

Kisah dari film pendek animasi Hair Love lahir dari kurangnya representasi kulit hitam dalam proyek animasi. Selain itu, film pendek ini ingin mempromosikan kecintaan pada rambut di antara pria dan wanita kulit berwarna atau kulit hitam.

Film pendek yang satu ini jelas memberikan unsur representasi dari rambut afro. Sangat jarang film mengungkit tentang jenis rambut yang satu ini.

Film pendek ini telah berhasil merepresentasikan rambut afro sebagai rambut yang sama indahnya dengan jenis rambut lain, mengingat rambut jenis ini sering mendapat stigma buruk karena bentuknya yang terkesan tidak rapih dan teksturnya yang kasar.

Dengan begitu, diversitas pun ditonjolkan melalui kisah ini. Film pendek ini berhasil menunjukkan dan menjelaskan ke publik mengenai rambut afro dan bagaimana rambut afro juga dapat ditata dengan berbagai bentuk, seperti jenis-jenis rambut lainnya.

Film pendek ini pun telah membuka diskusi mengenai pendapat publik dan persepsi publik akan rambut afro. Dengan begitu, jenis rambut tersebut dapat lebih dihargai dan diterima.

Pesan lain yang terkandung adalah bagaimana kita harus mencintai diri kita sendiri, apapun yang ada di tubuh kita. Salah satunya adalah rambut.

Film pendek ini menunjukkan bahwa kecintaan kita pada rambut dan diri sendiri mampu membawa kita ke versi terbaik dari diri kita.

Tidak hanya itu, film ini menunjukkan usaha orang-orang yang memiliki rambut afro dalam menatanya. Karena hal tersebut tidak mudah, seharusnya orang-orang bisa menghargai dan memujinya, bukan memberinya stigma buruk.

Kasih sayang orang tua pun tercermin dari kisah yang ditawarkan film pendek ini. Stephen menunjukkan karakter seorang ayah yang berusaha semaksimal mungkin untuk menata rambut sang anak sesuai dengan permintaannya. Karena, ia tahu bahwa hari tersebut sangat spesial bagi anaknya, Zuri.

Mengapa Film Pendek Hair Love Dapat Memenangi Oscar 2020?

Film pendek animasi Hair Love dinilai mampu mendapat penghargaan Oscar 2020 sebagai film pendek animasi terbaik karena telah membawa diversitas dan keberagaman. Tidak hanya terkait rambut, tapi kehidupan orang kulit hitam secara keseluruhan.

Film pendek ini mampu menunjukkan hubungan dan konflik antara ayah dan anak. Selain itu, ada juga aspek dari budaya orang kulit hitam sehingga mereka dapat merasa relate. Namun, film pendek ini juga menyentuh hati penonton dengan kisah sang ibu yang berusaha sembuh dari penyakit kanker.

Hair Love pun mampu mengangkat isu bahwa rambut afro sering diberi stigma buruk. Banyak pemilik rambut tersebut merasa kesulitan karena orang-orang tidak bisa menerima dan menghargainya.

Poin-poin tersebut menunjukkan bagaimana film pendek Hair Love mampu meprepresentasikan dan menunjukkan diversitas orang-orang berkulit hitam.

"Hair Love dibuat karena kami ingin melihat lebih banyak representasi di film animasi. Kami pun ingin menormalisasi rambut orang-orang berkulit hitam (rambut afro)", ucap Matthew A. Cherry, Sutrdara Hair Love yang dikutip dari CBS News.

Alasan lain mengapa Hair Love pantas mendapat penghargaan tersebut adalah keberhasilannya dalam membuktikan kepada publik bahwa hal-hal yang dianggap buruk sebenarnya hanya stigma belaka dan apa yang dianggap tidak mungkin terjadi bisa menjadi sebuah kenyataan.

Ayah yang berkulit hitam sering diberi stigma memiliki sifat dan sikap keras kepada sang anak, namun tidak dengan film pendek ini. Para orang kulit hitam yang kerap diremehkan membuktikan bahwa mereka dapat memproduksi dan menyutradarai film pendek sebesar ini.

"Saya hanya ingin menormalkannya karena sering kali pria kulit hitam mendapat reputasi buruk karena tidak terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, dan saya benar-benar ingin menampilkan unit keluarga kulit hitam yang kuat dan menunjukkan bahwa ayah memang hadir (dalam kehidupan sang anak)," jelas mantan pemain NFL ini yang dikutip dari O, The Oprah Magazine.

Baca juga artikel terkait FILM PENDEK ANIMASI atau tulisan lainnya dari Fatimah Mardiyah

tirto.id - Film
Kontributor: Fatimah Mardiyah
Penulis: Fatimah Mardiyah
Editor: Dhita Koesno