tirto.id - Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) edisi 17 akan digelar pada 26 November-2 Desember 2022. Lokasi penyelenggaraannya adalah di bioskop EMPIRE XXI dan LPP Yogyakarta. Selain menayangkan ratusan film Asia, festival ini juga menggelar beberapa program edukasi dan lokakarya (workshop).
JAFF adalah festival film Asia pertama di Indonesia yang berfokus untuk mengembangkan perfilman Asia. Tidak hanya sebagai agenda menonton bersama, JAFF pun akan mempersembahkan penghargaan kepada film-film terbaik se-Asia.
Pada edisi ke-17 ini, JAFF mengangkat tema "Blossom". Dilansir laman resmi JAFF, Ifa Isfansyah selaku direktur penyelenggara menjelaskan bahwa tema tersebut mewakili semangat JAFF 17. kata 'blossom' dipandang dapat merepresentasikan hasil pembacaan atas sinema Asia masa sekarang dan ke depannya.
Lebih lengkap dijelaskan bahwa 17 tahun adalah angka usia yang ikonik. JAFF dipandang sedang mekar dan merekah. Atas dukungan penonton dan kolaborasi dengan berbagai pihak, JAFF terus tumbuh menjadi dewasa. Bakat-bakat baru pun lahir dan mulai bermekaran.
Berkaitan dengan tema yang dipilih, untuk pertama kalinya, JAFF memilih kumpulan film pendek sebagai pembukaan acara. Kumpulan film pendek tersebut diberi judul “Piknik Pesona”, terdiri dari 10 film pendek karya sutradara muda. Dari kumpulan film pendek itu, penonton akan diajak untuk melihat keberanian bertutur dari para sineas muda Indonesia.
Sejak dihelat pertama kali di Yogyakarta pada 2006, JAFF telah bekerja sama dengan Network for the Promotion of Asia Pacific Cinema (NETPAC).
NETPAC adalah sebuah organisasi perfilman tingkat dunia yang didirikan oleh seorang kritikus film asal India bernama Aruna Vasudev pada 1990 silam. Kelompok ini dibentuk sebagai hasil konferensi yang diselenggarakan di New Delhi oleh Cinemaya, atas permintaan UNESCO.
Cinemaya merupakan jurnal film triwulan yang diterbitkan secara mandiri oleh Aruna Vasudev pada 1988. Kala itu, perfilman Asia sudah mulai mandiri, tetapi relatif belum dikenal di tingkat regional maupun internasional.
Dengan kondisi tersebut, berdirinya NETPAC membawa tujuan untuk mendorong pemahaman dan apresiasi yang lebih besar terhadap perfilman Asia.
Jadwal dan Lokasi JAFF 2022
JAFF dijadwalkan berlangsung pada 26 November-3 Desember 2022. Pemutaran film-film JAFF dilakukan secara daring dan luring. Penayangan daring tersedia via platform Klik Film sedangkan lokasi luringnya adalah di bioskop EMPIRE XXI Yogyakarta dan LPP Yogyakarta.
Festival ini akan menayangkan sekitar 20 film pada setiap harinya. Pemutaran tersebut dimulai sejak jam 12.00 WIB hingga penayangan paling malam dilakukan pada jam 20.45 WIB.
Pembukaan JAFF dilakukan di EMPIRE XXI Yogyakarta pada 26 November 2022. Pada pembukaan, JAFF menayangkan antologi 10 film pendek karya anak muda Indonesia hasil produksi Palari Films.
Penayangan antologi film dengan judul "Piknik Pesona" dilakukan pada 19.30 WIB, tepat setelah seremoni pembukaan JAFF pada pukul 17.00 WIB. Bagi yang akan menonton, tiket JAFF sudah bisa dibeli sejak 19 November 2022.
Susunan Acara JAFF Jogja 2022
Susunan acara harian JAFF, terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu acara utama penayangan film, special program, forum komunitas (community forum), dan EMPIRE XXI.
Special program akan digelar di LPP Yogyakarta dengan agenda JAFF Education dan Talks. JAFF Education adalah lokakarya yang berkaitan dengan perfilman. Sementara itu, Talks adalah kegiatan diskusi dengan tema perfilman. Special program kali ini mengusung tema menarik yang jarang dibicarakan yaitu "Film Subtitling" dan "Film Publicist".
Forum komunitas dimaksudkan sebagai ruang diskusi untuk menumbuhkan dan menghidupkan komunitas film di Indonesia. Pada JAFF 2022, terdapat 5 layar komunitas yang khusus menayangkan film pendek.
Berbagai film pendek yang ditayangkan merupakan hasil dari jerih payah para sutradara perempuan Indonesia. Hal itu dirasa penting agar terbentuk keragaman perspektif dan cara bertutur dalam karya-karya film Indonesia. Terlebih, akhir-akhir ini, kontribusi mereka dinilai masih minim di kancah perfilman.
Di dalam forum komunitas pun terdapat program khusus yakni Sepak Bola untuk Semua. Program itu menyuguhkan film-film tentang seluk beluk sepak bola Indonesia dari kacamata suporter.
Program khusus tersebut dibuat dalam rangka menyerukan pembaruan sistem sepakbola Indonesia, terutama pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan, yang menelan ratusan korban jiwa.
Di bioskop EMPIRE XXI, terdapat beberapa kegiatan yang diagendakan, mulai dari kelas merajut hingga kompetisi pingpong. Di samping itu, pihak penyelenggara juga menyuguhkan berbagai pertunjukan untuk untuk memeriahkan JAFF 17.
Penutupan JAFF 2022 juga dilakukan di EMPIRE XXI pada 3 Desember 2022. Dalam acara penutupan itu bakal ada prosesi pemberian penghargaan untuk film-film terbaik se-Asia. Hari terakhir JAFF 17 juga akan menayangkan film Plan 75 karya sutradara asal Jepang, Chie Hayakawa.
Daftar Film JAFF Jogja 2022
JAFF 2022 edisi ke-17 akan menayangkan 137 film dari 19 negara regional Asia. Film yang ditayangkan terbagi dalam beberapa program kompetisi dan non kompetisi.
Dilansir laman JAFF, Alexander Matius selaku Direktur Program, menyebutkan bahwa akan ada 13 film panjang yang berkompetisi pada tahun ini. Terdapat pula kompetisi film pendek dalam program Light of Asia, yang terdiri dari 9 film dari 6 negara.
Yang tak kalah menarik, JAFF 2022 menghadirkan program untuk penonton “khusus” melalui program film anak dan bioskop bisik. Untuk lebih detailnya, berikut ini beberapa film yang akan ditayangkan pada ajang JAFF 2022.
Pembukaan JAFF
- (S)aya
- Bakmi Bangka Heri
- Evakuasi Mama Emola
- Gedang Renteng
- Golden Age
- Jus Nanas Kue Lapis
- Marsiti & The Bulls
- Pecel Kronikel
- Percakapan Kecil
- Uma de Raffa
Penutupan JAFF
- Plan 75 (Jepang)
Main Competition
- 24 (Singapura)
- Arnold is A Model Student (Thailand)
- Autobiography (Indonesia)
- Killing the Eunuch Khan (Iran)
- Leonor Will Never Die (Filipina)
- Let Me Hear It Barefoot (Jepang)
- Like & Share (Indonesia)
- Like a Fish on the Moon (Iran)
- Nana (Indonesia)
- Return to Seoul (Kamboja)
- Silver Bird and Rainbow Fish (China)
- The Brittle Thread (India)
- The Newspaper (Sri Lanka)
Light of Asia
- Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan (Indonesia)
- Blinded by the Light (Thailand)
- Mysterious Hill (Thailand)
- The Appointed Son of God (Filipina)
- Dancing Colors (Indonesia)
- Falling Day (Korea Selatan)
- It’s Raining Frogs Outside (Filipina)
- Murmurs of the Jungle (India)
- Red Dish (Yordania)
Panorama
- Holy Spider (Iran)
- Joyland (Pakistan)
- Leila’s Brother (Iran)
- Love Life (Jepang)
- My Small Land (Jepang)
- No Bears (Iran)
- The Novelist’s Film (Korea Selatan)
- Small, Slow But Steady (Jepang)
- When The Waves Are Gone (Filipina)
Indonesia Screen Awards
- Alang-alang
- Balada Si Roy
- Cross the Line
- Eksil
- Galang
- Mencuri Raden Saleh
- Orpa
- Potret Mimpi Buruk
- Roda-Roda Nada
- Sahara
- Sejarah Kisah-Kisah yang Musnah
Sepak Bola untuk Semua
- A Postcard For The Giants
- Arema “Agama Kedua”
- Aremania Pemain Kedua Belas
- Brajamolek
- Can’t Stop Falling in Love
- Darah Biru Arema
- Sosok Boenda Dibalik Posoepati
Bioskop Bisik
- Ngeri-Ngeri Sedap
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin