Menuju konten utama

Empat Sekolah di Luwu Utara Masih Tertimbun Lumpur & Tergenang Air

Empat sekolah di Luwu Utara kondisinya masih tertimbun lumpur dan digenangi air akibat terjangan banjir bandang pada Senin (13/7/2020) malam.

Empat Sekolah di Luwu Utara Masih Tertimbun Lumpur & Tergenang Air
Foto udara kondisi perkampungan tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). ANTARA FOTO/Moullies/ABHE/foc.

tirto.id - Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan mencatat ada empat sekolah yang terdampak banjir bandang dan longsor yang terjadi pada Senin (13/7) lalu. Empat sekolah tersebut kondisinya tertimbun lumpur dan digenangi air.

Empat sekolah yang terdampak banjir bandang dan longsor terdiri dari tiga unit sekolah dasar dan satu sekolah menengah pertama di dua kecamatan. Pada Kecamatan Masamba yakni SD Inkor Masamba dan SMP 1 Masamba, sedangkan untuk Kecamatan Sabbang yakni SD 20 Pongo dan SD 19 Sabbang.

Kepala Dinas Pendidikan Luwu Utara Jasrun mengatakan dua sekolah terdampak timbunan lumpur yakni SD Inkor Masamba dan SD 20 Pongo. Sementara SMP 1 Masamba dan SD 19 Sabbang tergenang air.

"SMP 1 Masamba ini posisinya ada di depan bandara dan baru kali ini sekolah itu terdampak banjir dan masih digenangi air sampai sekarang. Kalau SD 19 Sabbang itu malah banjir masuk dan ada juga lumpur. Depannya sekolah masih seperti sungai," ungkap Jasrun dikutip dari Antara, Jumat (17/7/2020).

Sekolah dengan dampak paling parah yakni SD Inkor Masamba yang hampir seluruh bangunan tertutupi lumpur sehingga yang tersisa hanya atap sekolah muncul di permukaan.

Sekolah ini terdiri dari enam rombongan belajar dengan total tenaga didik sekitar 70 orang. Karena jumlah yang tidak begitu besar, maka Disdik Luwu Utara berencana akan menggabungkan siswa SD Inkor Masamba dengan SD Bone yang lokasinya tidak begitu jauh.

"Rencana begitu, dan ini akan kami bicarakan dengan orang tua murid karena dalam waktu ini sekolah sudah tidak bisa dipakai. Kami sudah meminta alat berat untuk segera mengeruk lumpur. Totalitas harus dimaksimalkan karena lokasinya di tengah-tengah pemukiman." paparnya.

Selain itu, ada juga SD 20 Pongo yang kondisinya tertimbun lumpur hingga ketinggian setengah meter.

Selain empat sekolah, sebelumnya ada juga SMP Kalitata Kecamatan Malangke Barat yang digenangi air, tetapi sekolah ini hampir setiap tahun tergenang air saat hujan turun.

"Bisa dibilang sekolah ini selalu menjadi langganan dimasuki air setiap kejadian banjir," katanya.

Banjir bandang yang membawa material lumpur dan merendam Kota Masamba tersebut terjadi pada Senin (13/7/2020) malam sekitar pukul 20.15 WiTa. BPBD Kabupaten Luwu Utara melaporkan banjir dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi. Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang dan Sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang.

Berdasarkan data sementara, korban meninggal dunia akibat musibah banjir bandang yang menerjang Kecamatan Masamba dan sekitarnya sebanyak13 orang, 10 orang mengalami luka-luka dan harus dirawat di RSUD Andi Djemma. Sementara ini ada 38 orang dinyatakan hilang sesuai dengan laporan yang masuk di posko penanganan bencana kabupaten setempat.

Air surut menyisakan tumpukan lumpur setinggi 50-150 centimeter kemudian mengeras di pusat kota sampai ke permukiman warga. Terputusnya listrik dan saluran telekomunikasi membuat perekonomian di ibu kota Luwu Utara itu lumpuh.

Baca juga artikel terkait BANJIR BANDANG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Bayu Septianto