tirto.id - Mantan anggota Tim Seleksi (timsel) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Barat Aditya Perdana mengungkap maraknya praktik kongkalikong orang untuk menjadi penyelenggara pemilu. Praktik itu disebutnya kerap dilakukan berbagai organisasi masyarakat, partai politik, dan politikus.
"Timsel seperti orang yang digerilya oleh banyak orang untuk dititipi orang banyak. Sikut-sikutannya luar biasa," ujar Aditya di Media Center KPU, Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Bahkan, kata Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) UI ini, banyak yang beranggapan, untuk menjadi komisioner KPU para calon harus mendekati anggota timsel terlebih dahulu.
Ia menuturkan, ada banyak calon komisioner yang menganggap timsel dapat membantu mereka agar direkomendasikan menjadi penyelenggara pemilu. Ia juga menilai, kerja timsel di tiap daerah juga terbatas, seperti melakukan tes tahap awal terhadap calon komisioner dan merekomendasikan sejumlah nama ke KPU RI.
"Besok Sumatera Utara nih bulan September atau Oktober [proses penjaringan calon komisioner], saya sudah ada yang nelepon nanyain 'Mas Adit mau enggak jadi timsel Sumut?' Jadi ada calon yang sudah siapin orang, booking, dan dia akan gerilya," kata Adit.
Guna mengurangi praktik titip-menitip calon komisioner, Adit menyarankan KPU membuka profil anggota timsel sejak awal ditetapkan. Pasalnya, saat ini tak ada keterbukaan ihwal anggota timsel komisioner KPU di masing-masing daerah.
Minim Calon Komisioner Perempuan
Selain membicarakan kongkalikong dalam pemilihan anggota KPU, persoalan minimnya perempuan yang menjadi calon penyelengara pemilu juga menjadi pembahasan.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini berkata, hanya ada 30 perempuan dati 172 calon komisioner yang sudah direkomendasikan ke KPU RI hingga kini.
"Timsel rata-rata memilih 17,14 persen perempuan dari total 10 atau 14 calon komisioner yang dipilih," ujar Titi.
Berdasarkan data Perludem, Provinsi yang memiliki calon komisioner perempuan terbanyak adalah Sulawesi Utara. Ada 4 calon anggota KPU perempuan yang direkomendasikan timsel di sana.
Perempuan calon komisioner KPU di daerah mayoritas berasal dari penyelenggara pemilu di tingkat bawah. Selain itu, banyak petahana dan anggota Bawaslu yang menjadi calon komisioner KPU di daerah.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto