tirto.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Operasi Tangkap Tangan (OTT) itu, dilakukan pada Rabu (25/11/2020), pukul 01.23. Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dan Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango memastikan informasi penangkapan tersebut kepada reporter Tirto.
"Benar kami telah mangamankan sejumlah orang pada malam dan dini hari tadi. Maaf selebihnya nanti aja, saya masih dalam perjalanan ke kantor," kata Nawawi kepada reporter Tirto, Rabu (25/11/2020).
Lebih lanjut, Nurul Ghufron juga menjelaskan, KPK tak hanya menangkap Edhy saja. Melainkan beberapa pimpinan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lainnya. Menurutnya, ini terkait dengan kasus ekspor benur.
"Benar KPK tangkap, terkait ekspor benur. Tadi pagi jam 01.23 di [Bandara] Soetta," ujar Nurul kepada reporter Tirto.
Rekam jejak Edhy cukup panjang. Dia merupakan politikus Partai Gerindra yang masuk ke parlemen, lalu kariernya terus menanjak dan menjadi menteri.
Edhy pernah menjadi atlet pencak silat nasional, pada PON XIV di Jakarta tahun 1996, ia memeroleh medali perunggu. Setelah itu ia menjadi wakil ketua harian Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPSMI). Kemudian pada tahun 2007, ia menjabat ketua bidang pengembangan prestasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia.
Perjalanan organisasinya di pencak silat itu, membuat Edhy terhubung dengan jabatan strategis di Partai Gerindra. Pada tahun 2008, ia didapuk menjadi ketua bidang pemuda dan olahraga di partai tersebut. Kemudian ia menjadi wakil ketua umum bidang keuangan dan pembangunan nasional Partai Gerindra, sejak tahun 2020.
Dia pernah menjadi taruna Akmil atau dulu Akabri, angkatan 1991. Namun ia dikeluarkan dari kesatuan tersebut karena desersi. Lalu dia disekolahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto --saat itu menjabat Dangrup III TNI-AD dan berpangkat Letkol-- ke Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo Beragama, pada tahun 1997. Kemudian dilanjutkan menempuh program magister dari Swiss German University, pada tahun 2004.
Pada tahun 2005, Edhy mendirikan perusahaan jasa keamanan swasta, PT Garuda Security Nusantara. Dia menjadi direktur utama perusahaan tersebut sampai tahun 2015.
Harta Meningkat saat Jadi Menteri
Total harta kekayaan Edhy, sesuai dokumen LHKPN KPK pada tahun 2019, senilai Rp7.422.286.613. Setahun sebelumnya, saat menjadi ketua komisi IV DPR RI, harta kekayaan Edhy senilai Rp4.562.804.877.
Edhy memiliki tujuh tanah di Muara Enim, tanah kelahirannya. Satu lagi tanah Edhy berada di Bandung Barat. Selain itu, ia memiliki dua tanah dan bangunan di Bandung. Seluruhnya hasil sendiri dengan nilai Rp4.349.236.180.
Dia juga memiliki dua motor dan dua mobil. Salah satunya Mitsubishi Pajero Sport Jeep tahun 2017 senilai Rp500 juta. Dia juga memiliki satu sepeda sport BMC seharga Rp65 juta.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dieqy Hasbi Widhana