tirto.id - Sebuah video yang menayangkan penemuan belasan karung berisi surat suara yang sudah tercoblos untuk pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, dan juga caleg dari Partai Nasional Demokrat (NasDem), beredar luas di media sosial dan juga aplikasi pesan WhatsApp. Peristiwa itu terjadi di Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia.
Video itu dibenarkan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Fritz Edward Siregar. Fritz mengatakan ini sudah terkonfirmasi lewat pantauan langsung dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kuala Lumpur.
"Benar. Panwaslu LN Kuala Lumpur sebagai penemu," ujar Fritz saat dikonfirmasi, Kamis (11/2/2019).
Dalam rilis resmi yang diterima reporter Tirto dari Yaza Azzahara Ulyana, Ketua Panwaslu Kuala Lumpur, semua bermula hari ini pukul 12.48 waktu setempat. Yaza menerima aduan seorang relawan dari sekretariat bersama BPN PADI Malaysia (Prabowo-Sandi) bernama Parlaungan. Via WhatsApp, ia melaporkan ada dugaan penyelundupan surat suara dari oknum tertentu.
Yaza, juga anggota Panwaslu KL bernama Rizki Israeni Nur menuju lokasi, Taman Universiti Sungai Tangkas Bangi 43000 Kajang, Selangor. Mereka sampai pukul 13.00 waktu setempat.
"Tempat tersebut merupakan sebuah lot toko yang sudah dipenuhi dengan surat suara yang berada di dalam bag diplomatik sebanyak kurang lebih 20 buah, 10 kantong plastik hitam, dan kurang lebih lima karung goni berwarna putih dengan tulisan Pos Malaysia. Diperkirakan jumlah susu (surat suara) yang berada di lokasi pertama sejumlah 10-20 ribu buah," katanya.
Keduanya lantas mengambil sampel. Mereka menemukan semuanya sudah tercoblos pada paslon 01. Sementara pada surat suara DPR, sudah tercoblos pada caleg Nasdem Dapil Jakarta II nomor urut 2 atas nama Davin Kirana, anak dari Rusdi Kirana, Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia .
Setengah jam kemudian, enam orang Polisi Diraja Malaysia datang ke lokasi. Mereka lantas meminta keterangan dari beberapa saksi. Polisi lantas memasang garis polisi pukul 14.20 agar tak ada siapa pun bisa masuk ke tempat kejadian.
10 menit kemudian, Panwaslu Kuala Lumpur menerima informasi baru dari pihak yang sama. Anggota Satgas BPN PADI mengatakan juga menemukan barang serupa di sebuah rumah di kawasan Bandar Baru Bangi, Selangor--berjarak 15 menit dari lokasi pertama. "Jumlahnya [surat suara] kurang lebih sama," kata Yaza.
Surat suara di tempat kedua juga telah dicoblos pada bagian Jokowi-Ma'ruf dan Davin Kirana, serta, mengutip langsung rilis, "caleg Demokrat nomor urut 3" (tanpa keterangan daerah dan jenjang pemilihan).
"Jumlah keseluruhan surat suara di dua lokasi berjumlah 40-50 ribu surat suara," kata Yaza.
Ketua Bawaslu RI, Abhan, mengaku mereka sedang mengumpulkan berbagai dokumen dan data-data hasil pengawasan Panwaslu Kuala Lumpur. Data-data tersebut akan dijadikan bahan rapat oleh Bawaslu RI.
"Sore ini, atau malam inilah ada keputusan kami, apa yang harus kami keluarkan, tindakan kami, rekomendasi kami untuk itu nanti ada," jelas Abhan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), siang tadi.
Meski belum ada rekomendasi resmi dari Bawaslu atas peristiwa ini, Fritz Edward Siregar akan meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menghentikan sementara pemungutan suara di seluruh wilayah Malaysia. Ini, katanya, mesti dilakukan sampai ada bukti bahwa ada tindakan kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif.
"Kami akan meminta KPU menghentikan pemungutan suara di seluruh Malaysia," jelas Fritz.
Rapat juga dilakukan KPU. Komisioner KPU Viryan Azis mengatakan pada rapat mendadak ini KPU berusaha meminta klarifikasi dari Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur. Ketimbang Bawaslu, KPU memilih lebih berhati-hati.
"Klarifikasi ini penting. Prinsip kehati-hatian yang kami anut. Hasil klarifikasi itu akan jadi bahan untuk menentukan apa yang akan kami lakukan," ucap Viryan.
Respons Kubu Jokowi dan Prabowo
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf wilayah Malaysia Dato M. Zainul Arifin mengaku terkejut saat pertama kali mengetahui kabar ini. Kepada reporter Tirto, ia mengaku "menyesali hal tersebut."
Zainul lantas menyerang ke entah siapa. Ia mengatakan ada oknum yang melakukan ini agar mereka, baik Nasdem maupun Jokowi-Ma'ruf, tersudutkan.
"Kami merasa dirugikan, maka kita akan mengambil langkah hukum untuk melapor balik oknum-oknum yang secara sengaja merusak kertas suara tersebut," Zainul kepada reporter Tirto.
TKN Malaysia, kata Zainul, akan mengadakan rapat untuk menyikapi masalah ini dan segera memberi pernyataan sikap resmi.
"Dan kami berharap masyarakat jangan dulu menyimpulkan sikap yang negatif terhadap kejadian ini sebelum memastikan hal ini. Karena kita harus menghindari berita-berita yang bersifat hoaks," katanya.
Zainul juga meragukan keaslian dari surat suara itu. Untuk poin ini sebetulnya telah dibantah. Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin mengkonfirmasi bahwa surat suara itu benar, asli, dikeluarkan langsung oleh KPU.
Irawan Ronodipuro, Direktur Hubungan Luar Negeri Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, menilai temuan tersebut adalah bukti bahwa potensi kecurangan pada Pemilu 2019 memang nyata.
Irawan lantas meminta Jokowi untuk segera mencopot Rusdi Kirana sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia. Sebab menurutnya dialah salah satu orang yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
"Kami meminta presiden menarik Dubes RI untuk Malaysia. Seorang duta besar bertindak sebagai tim sukses dalam pemilu, ini sudah melanggar kode etik serta tugas dan fungsi pokoknya. Dan ini masuk dalam kategori perbuatan tercela dan memalukan negara," ungkapnya lewat rilis yang diterima reporter Tirto.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Rio Apinino