tirto.id - Produk kecantikan pada masa kini bervariasi. Pilihan dan tren beragam. Pada dekade 1980-an dan 1990-an produk kosmetik cenderung dari negara barat seperti Amerika atau Eropa. Kini masa itu mulai berpindah. Masyarakat tak hanya disuguhi produk-produk kecantikan atau kosmetik mancanegara, tetapi juga beragam produk lokal dan berlabel halal.
Baca juga: Kala Kosmetik Halal jadi Jawara Pasar
Selain itu, produk kecantikan dari Negeri Ginseng masuk hitungan. Ada massa penyuka dan fanatik, semisal K-Pop maupun serial K-Drama. Ini jadi pendorong berkembangnya “kecantikan” ala Korea.
Orang mengetahui soal operasi plastik untuk kecantikan diri ala Korea. Termasuk pula produk-produk kecantikan Korea, baik make-up maupun perawatan kulit.
Pertanyaannya: bagaimana gambaran riil penerimaan pasar Indonesia terhadap ekspansi bisnis kecantikan ala Korea?
Baca juga: Boneka Cantik dari Korea
Untuk mengetahuinya, Tirto bekerja sama dengan Jakpat melakukan survei kepada 605 perempuan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada 12-17 Oktober 2017 soal produk make-up dan skin care Korea.
Pada riset ini, responden yang berusia 20-25 tahun memiliki proporsi 48,43 persen. Sementara responden berusia antara 16-19 tahun hanya 4,46 persen.
58,51% Perempuan di Jabodetabek Menggunakan Make-up Indonesia
Berdasarkan riset, sebagian besar perempuan di wilayah Jabodetabek cenderung menggunakan make-up dari Indonesia dibandingkan produk negara lain, yang diwakili oleh 58,51 persen responden. Proporsi ini jauh dibandingkan proporsi untuk negara-negara lain. Produk make-up Jepang, misalnya, hanya digunakan 3,31 persen perempuan.
Aspek harga dan kemudahan membeli jadi pertimbangan utama responden memilih produk make-up dari Indonesia. Sebanyak 80,51 persen responden menyatakan harga produk make-up dari Indonesia terhitung “terjangkau”. Sementara, 74,01 persen responden lain menyatakan produk lokal “mudah dibeli atau ada di mana-mana”.
Dua pertimbangan utama ini memperlihatkan mayoritas perempuan di wilayah Jabodetabek cenderung memperhatikan soal aspek ekonomis dan praktis atas kebutuhan mereka terhadap produk make-up.
Aktris, Film, dan Drama Korea Menjadi Iklan Berjalan bagi Make-up Korea
Produk make-up Korea terbanyak kedua yang dipilih perempuan di Jabodetabek, terwakili oleh 22,31 persen responden. Ini dikuatkan 62,81 persen responden yang menyatakan memiliki produk make-up dari Korea. Sementara hanya 37,19 persen responden menyatakan tidak memiliki produk make-up dari Korea.
Menariknya, 65 persen responden menyatakan selebritas idola dan iklan produk di film atau drama Korea menjadi sarana utama perempuan Jabodetabek pemilik make-up Korea untuk mengetahui jenis make-up dari Korea. Artinya, Korea sukses mengaitkan K-Pop dan K-Drama sebagai etalase memperluas pasar mereka.
Selain itu, media sosial menjadi sumber informasi perempuan di Jabodetabek atas make-up Korea, diwakili oleh 59,21 persen responden pemilik make-up Korea. Media sosial pun acapkali dipakai para seleb Korea mengekspose diri atau berinteraksi dengan para penggemar. Ia ikut memperkuat pengaruh selebritas mendorong pemakaian kosmetik dari Korea.
Soal alasan menggunakan make-up dari Korea, 28,26 responden di Jabodetabek menyatakan “kemasan yang menarik” menjadi alasan utama mereka. Selain itu, 27,93 persen responden menyatakan “kualitas yang lebih bagus dibandingkan produk Indonesia” untuk make-up dari Korea menjadi faktor penentu lain.
Hal menarik lain soal faktor harga. Produk make-up dari Korea dinilai cukup kompetitif, diwakili oleh 22,31 persen responden pemakai produk make-up Korea.
Untuk jenis make-up, 65,79 persen responden menyatakan mereka punya “lipstik/pewarna bibir” dan 51,58 persen memiliki "BB Cream/CC Cream."
Produk Skin Care Indonesia Masih Menjadi Pilihan Utama
Senada dengan make-up, perempuan di Jabodetabek masih mengutamakan memilih produk skin care dari Indonesia, diwakili 58,68 persen responden. Ia jauh di atas negara-negara lain. Produk skin care dari Eropa, misalnya, hanya dipakai oleh 5,12 persen responden.
Mereka juga menyatakan alasan serupa sebagaimana saat memilih produk make-up: 72,11 persen responden menyatakan harga produk skin care dari Indonesia “terjangkau”. Dan ada 61,13 persen responden yang berkata produk skin care dari Indonesia “mudah dibeli atau ada di mana-mana”. Selain itu, 58,31 persen responden mempertimbangkan produk skin care dari Indonesia memiliki “kualitas bagus”.
52,07% Perempuan di Jabodetabek Tidak Punya Produk Skin Care dari Korea
Perempuan di wilayah Jabodetabek lebih akrab dengan make-up Korea dibandingkan produk skin care. Ini terlihat dari 52,07 persen perempuan tidak memiliki skin care dari Korea; dan sebaliknya 47,93 persen menyatakan memiliki produk skin care dari Korea.
Sumber pengetahuan atas produk skin care dari Korea pun cenderung sama dengan akses informasi atas produk make-up. Sebanyak 61,72 persen responden mengetahui produk skin care dari “selebritas idola/melihat produk film/drama Korea”. Begitu juga soal promosi/iklan di media sosial. Sebanyak 53,79 persen responden menyatakannya dari media sosial.
Untuk produk skin care Korea, mayoritas responden cenderung tidak lagi mempersoalkan apakah harganya murah atau mahal: 57,24 persen memilih skin care dari Korea karena kualitasnya lebih baik dari produk Indonesia. Selain itu, 38,62 persen responden memilih karena “kemasannya menarik”. Sebanyak 37,59 persen responden menyebut kualitas skin care Korea "lebih bagus dibanding produk negara lain/non-Indonesia”.
Lantas, produk skin care dari Korea apa saja yang dimiliki oleh mayoritas perempuan di Jabodebatek?
Tempat pertama adalah masker (62,07 persen), kedua adalah “pelembab/moisturizer” (47,93 persen), dan ketiga adalah “sabun muka/pembersih wajah” (38,97 persen).
Penulis: Dinda Purnamasari
Editor: Fahri Salam