tirto.id - “Tak ada foto Bram Stoker yang tersenyum,” tulis David J. Skal dalam Something in the Blood: The Untold Story of Bram Stoker, the Man Who Wrote Dracula (2016).
Seumur hidupnya, foto potret Stoker selalu tampak serius, dan seringnya seperti terkejut. Sejak kecil, menurut Skal, Stoker memang tak pernah terlihat akrab dengan kamera. Satu-satunya foto masa kecil Stoker yang selamat menunjukkan seorang bocah delapan tahun berpakaian terbalik dengan tatapan tak nyaman ke arah kamera.
Ketidaknyamanan dengan kamera itu, entah sengaja atau tidak, juga tertuang dalam novel legendaris Stoker: Dracula.
Tokoh utamanya, Count Dracula, juga diceritakan punya masalah dengan kamera. Bayangannya tak pernah ditangkap kamera dengan sempurna. Hanya menciptakan foto kabur. Para pelukis juga selalu meleset membaca garis tulang tengkorak sang Dracula, sehingga tak pernah ada lukisan potret yang menyerupai wajahnya. Hal itu terjadi karena alasan mistis: karakter fiksi rekaan Stoker ini adalah vampir—makhluk penghisap darah.
Untuk waktu yang lama, sifat vampir yang tak akrab dengan kamera kemudian jadi wawasan kolektif yang dipelihara ramai-ramai. Orang-orang akan mengasosiasikan vampir dengan Dracula, seolah-olah Bram Stoker adalah pencipta pertamanya.
Tak cuma mitos tentang vampir yang tak bisa dibaca kamera, karakteristik lain Dracula sebagai vampir juga diadopsi banyak sekali kisah-kisah vampir berikutnya. Misal, ketakutan pada bawang putih, vampir yang bisa berubah jadi kelelawar, atau tidur dalam peti.
Bisa dibilang, novel gotik Stoker yang dirilis 1897 ini adalah salah satu karya sastra paling berpengaruh pada budaya populer, khususnya pada narasi vampir.
Sampai sekarang, Dracula sudah tampil di lebih dari 200 film. Tiga yang paling dikenal adalah adaptasinya dengan judul sama pada 1931, 1958, dan 1992. Aktor Bela Lugosi, Christopher Lee, dan Gary Oldman adalah tiga aktor yang dicatat budaya populer berhasil memerankan sang Count dari Transylvania itu.
Mengenal Bram Stoker
Stoker lahir di Clontarf sebuah pinggiran kota di utara Dublin, Irlandia, pada 8 November 1847. Ia anak ketiga dari tujuh bersaudara sebuah keluarga Kristen yang taat. Karier menulis Stoker dimulai pada 1867, ketika ia menjadi kritikus teater untuk Dublin Evening Mall.
Salah satu karyanya yang paling meledak adalah resensi tentang penampilan Sir Henry Irving, aktor Inggris era Victoria, saat memainkan Hamlet di Theater Royal, Dublin.
Tak dinyana, resensi itu rupanya membuka pertemuan Stoker dan Irving—orang yang sering disebut-sebut sebagai inspirasi terciptanya Count Dracula. Dalam The Everything Vampire Book (2008), deskripsi fisik Dracula disebut sama persis seperti Irving. Bahkan konon, karakter jahat Dracula juga terinspirasi dari Sir Henry Irving yang bertemperamen buruk.
Stoker dan Irving memang jadi akrab setelah resensi itu. Sang kritikus akhirnya juga direkrut jadi manajer sang aktor dan diminta mengelola Lyceum Theater, teater milik Irving di London. Kepindahan Stoker ke London membuat ia mudah masuk kelas atas bangsawan Inggris. Nama Stoker kian melambung sebagai penulis.
Ia berteman dengan penulis-penulis kenamaan masa itu: James Abbott Whistler, Sir Conan Arthur Doyle, Walt Whitman, dan Ármin Vámbéry. Ia juga bisa keliling dunia, ikut dalam tur Irving, dan sempat bertemu Presiden Amerika Serikat William McKinley dan Theodore Roosevelt.
Skal menulis, Stoker memang dikenal sebagai pribadi yang ramah dan baik semasa hidupnya. Ia juga “punya humor bagus ala orang Irlandia”. Meski begitu, Stoker juga dikenal sebagai pribadi yang sangat tertutup. Ia memang menulis jurnal. Tapi, isinya tak benar-benar menceritakan keseluruhan fakta hidup Stoker.
Di balik hidup glamor sebagai penulis terkenal sekaligus manajer sebuah teater ternama, ada rahasia besar yang dipendam Stoker.
Menurut para sarjana peneliti Dracula, Stoker adalah sosok misterius yang kehidupannya menarik dikulik, sebab menyimpan misteri. Misalnya kisah pernikahannya dengan Florence Balcombe, seorang anak kolonel, yang kata Skal tak terlalu bahagia di atas ranjang.
Mereka memang punya seorang putra tunggal bernama Irving Noel Thornley Stoker. Tapi, menurut Skal, pernikahan Stoker dan Balcombe nyaris tanpa seks. Penyebabnya adalah orientasi seksual Stoker.