Menuju konten utama

Dorong Kemandirian, Gus Ipul Bangun Ekosistem Usaha di Bandung

Mensos Gus Ipul dorong pemberdayaan warga Bandung lewat pelatihan usaha dan pengelolaan limbah untuk kemandirian ekonomi.

Dorong Kemandirian, Gus Ipul Bangun Ekosistem Usaha di Bandung
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat meninjau pelatihan usaha warmindo dan es krim di Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/3/2025). FOTO/dok.Kemensos

tirto.id - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meninjau pelatihan usaha warmindo dan es krim di Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/3/2025). Dalam kesempatan tersebut ia menekankan pentingnya program pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi angka kemiskinan lewat kolaborasi Kemensos dengan berbagai pihak.

"Kita ingin kerja sama ini menurunkan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan, dua itu intinya," ucap Gus Ipul.

Sebanyak 30 warga yang telah melewati asesmen mendapat pelatihan serta bantuan alat usaha dari Kemensos. Program pelatihan ini didukung oleh PT Indofood Sukses Makmur dan PT Diamond Food Indonesia yang bergerak di bidang usaha terkait.

Menurut Gus Ipul, pemberdayaan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Di Cangkuang Wetan, banyak warga ingin berdagang, sehigga pelatihan difokuskan pada usaha kuliner.

"Dilatih dulu, setelah dilatih mudah-mudahan nanti bisa berjualan dengan baik," imbuh Gus Ipul.

Selain itu Kemensos juga melibatkan Pemerintah Desa Cangkuang Wetan akan melakukan pendampingan kepada setiap penerima manfaat agar pendampingan tetap berlanjut setelah pelatihan selesai.

"Dari desa itu kita ingin pendampingannya berkelanjutan, tidak sekali saya datang ke sini habis itu selesai. Saya mau ini berkelanjutan, tidak berhenti di sini. Kuncinya di pak Kades, saya ingin ini berkelanjutan," ucapnya.

Selain pemberdayaan di bidang ekonomi, Kemensos bekerja sama dengan akademisi dari Universitas Pasundan dalam pengelolaan limbah organik maupun anorganik. Sampah tersebut dapat diolah menjadi komoditas bernilai seperti gas, bensin, solar, pakan ternak, pupuk hingga batu bata.

"Ini bisa menjadi desa mandiri energi dan mandiri pangan nanti ke depannya, yang tentu menjadi sebagian dari putaran ekonomi lokal di sini," kata Gus Ipul saat meninjau proses pengolahan sampah di Desa Cangkuang Wetan, Kabupaten Bandung.

Kisah Kemandirian Warga Penerima Bantuan

Salah satu penerima manfaat program ini adalah Melawati (33), warga Desa Cingcin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Dia dulunya merupakan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang berhasil graduasi pada tahun 2023. Ibu tiga anak itu merintis usaha seblak dan bakso sejak tahun 2021. Kini ia mampu meningkatkan taraf hidup keluarganya setelah mendaftar sebagai penerima bantuan program pemberdayaan dari Kemensos pada tahun 2023 dan mendapatkan bantuan perlengkapan usaha berupa gerobak.

"Setelah diberi bantuan oleh Kemensos, ekonomi meningkat, sekarang sudah punya 2 karyawan sehari diupah Rp75 ribu. Pendapatan hampir Rp6 juta per bulan. Alhamdulillah sekarang bisa ngasih (memberdayakan lingkungan), tidak minta lagi (sebagai penerima bansos)," terang Melawati.

Bersama sepuluh rekannya yang juga lulus dari PKH,ia membentuk Kelompok Usaha Wanita Tangguh (Kuwatan). Dalam pelatihan tersebut, Melawati menginspirasi para peserta pelatihan untuk dapat berdaya dan mandiri.

Hasanudin (26), warga Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung juga merasakan manfaat program Kemensos ini. Dua bulan lalu, ia terkena PHK dari toko online yang menjual sepatu dan sandal. Dengan pelatihan dan bantuan usaha dari Kemensos, kini Hasanudin bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri untuk menyambung hidup.

"Senang dapat bantuan dari Kemensos. Saya terima kasih banyak. Mudah-mudahan punya cabang dan membuka usaha lainnya," ucapnya.

Di Desa Cangkuang Wetan sendiri terdapat lima keluarga miskin ekstrem dengan total 14 individu. Penerima PKH di desa ini mencapai 239 KK dengan total nilai bantuan Rp173.175.000. Sedangkan penerima Bansos sembako berjumlah 514 KK dengan bantuan Rp308.400.000

Selanjutnya di tingkat kecamatan, ada 39 keluarga miskin ekstrem dengan jumlah individu 102 orang. Sementara penerima Bansos mencapai 1.144 keluarga dengan total bantuan Rp794.150.000 dan Bansos Sembako diterima oleh 2.429 keluarga nominal bantuan sebesar Rp1.457.400.000.

Gus Ipul pun berharap dengan program ini dapat menggenjot perekonomian lokal sehingga mampu mengurangi jumlah penduduk miskin. "Nanti produknya laku, masyarakatnya bisa bekerja, perekonomian berjalan," kata Gus Ipul.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Tim Media Service

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Tim Media Service