Menuju konten utama

Dominasi Adidas di Balik Teknologi Bola Piala Dunia

Adidas memperkenalkan Telstar 18, bola resmi Piala Dunia 2018 Rusia yang mengusung teknologi chip NFC.

Dominasi Adidas di Balik Teknologi Bola Piala Dunia
Adidas Telstar, bola resmi pertandingan Piala Dunia 2018 Rusia. Foto/Adidas

tirto.id - Selepas delapan kali Piala Dunia digelar, baru pada 1970 ajang terakbar sepakbola ini akhirnya disiarkan langsung di televisi. Saat itu, televisi hitam-putih masih mendominasi di ruang-ruang keluarga masyarakat dunia.

Penampakan pernak pernik pertandingan tentu terlihat hanya hitam dan putih di layar kaca, tak kecuali bola yang dipakai para pemain. Namun, saat bersamaan pada ajang kesembilan Piala Dunia itu, jadi momen penting bagi Adidas, perusahaan peralatan olahraga asal Jerman, sebagai penyuplai bola di Piala Dunia kala itu.

Adidas mulai memperkenalkan Telstar, nama untuk bola sepak berpola pentagon hitam-putih. Kevin Baxter, dalam tulisannya di Los Angeles Times, menyebutkan pola yang terdapat di Telstar “membuat masyarakat mudah mengikuti pergerakannya di televisi.” Desain sederhana yang ramah televisi hitam-putih ditambah dengan kenyataan bahwa itulah bola pertama Piala Dunia pertama yang bisa disaksikan dari layar kaca.

Roland Rommler, Category Director of Football Hardware Adidas, mengatakan Telstar “merupakan role model dari semua bola. The Godfather of all balls.”

“Kami pernah meminta pada para mahasiswa desain grafis, anak-anak, bahkan orang-orang yang bekerja di Adidas. ‘Tolong gambar bola untuk kami.’ 99 persen dari mereka menggambar bola dengan pola pentagon hitam-putih,” kata Rommler.

Setelah 48 tahun berlalu, Telstar terlahir kembali. Pada Piala Dunia 2018 di Rusia, Adidas memperkenalkan Telstar 18, bola resmi Piala Dunia yang mengusung inovasi teknologi.

Neil deGrasse Tyson, Astrofisikawan yang pernah memandu dokumenter “Cosmos: A Spacetime Odyssey” mengomentari bola Piala Dunia kali ini. Melalui akun Twitter resminya, Tyson mengatakan Telstar 18 “bagus.” Nama dan bentuk Telstar, katanya, terinspirasi dari “satelit komunikasi pertama bumi, yang diluncurkan pada 1962 oleh NASA untuk ATT Bell Labs. Satelitnya telah mati, namun tetap mengangkasa untuk menginspirasi bentuk bola (merujuk bentuk Telstar 18) di seluruh dunia.”

Tak Sekadar Bola

Semenjak Piala Dunia 1970 Adidas selalu jadi pemasok bola Piala Dunia. Mereka tidak membayar murah untuk bisa ditunjuk FIFA sebagai sponsor. Diperkirakan, Adidas memberi mahar senilai $100 juta pada FIFA di setiap turnamen Piala Dunia yang mereka ikuti. Pada gelaran yang diadakan di Rusia ini, Adidas memperkenalkan Telstar 18, bola Piala Dunia berteknologi chip NFC atau Near Field Communications.

Telstar original, yang digunakan pada Piala Dunia 1970, lapisan luarnya dibuat dengan menggabungkan 32 panel yang dijahit manual. Pada edisi Telstar 18, pada bola terdapat enam panel, yang dijahit dengan mesin di pabrik Adidas yang ada di Cina dan Pakistan.

Adidas melakukan serangkaian ujicoba saat memproduksi Telstar 18 dengan eksperimen menggunakan 12 kamera mikro untuk mengukur bagaimana bola Telstar 18 bekerja antara lain: kecepatan, efek lengkungan, dan indikator pengukuran lainnya. Telstar 18 dikembangkan dan dirancang selama hampir empat tahun. Ujicoba resmi Telstar 18 dilakukan pada 11 November 2017 pada pertandingan ujicoba Rusia melawan Argentina yang berkesudahan 0-1 untuk Argentina.

Rommler mengatakan pengintegrasian chip NFC akan menjadikan Telstar 18 “standar baru pada inovasi produk dan desain.” “Ini adalah twist modern,” kata Rommler.

Teknologi NFC yang tersemat pada Telstar 18 tidak digunakan untuk mengukur kecepatan bola, ketinggian, ataupun tingkat lengkungan. Namun, digunakan untuk “mengakses informasi dan konten unik.”

Mike Hendry, dalam bukunya berjudul “Near Field Communications Technology and Applications,” mengatakan NFC merupakan jalur bagi dua perangkat berkomunikasi dalam jarak pendek (beberapa sentimeter) untuk bertransaksi dalam waktu beberapa detik.

Dalam teknologi NFC, dua perangkat yang berkomunikasi memiliki tanggungjawab yang berbeda. Satu perangkat menjadi terminal (perangkat pasif yang memiliki antena khusus). Perangkat yang menjadi terminal (pasif) bisa berupa apa saja, termasuk bola sepak. Satu lainnya adalah perangkat aktif seperti smartphone. Handry menyebutkan NFC merupakan “protokol komunikasi berjarak pendek antar dua perangkat.”

Infografik Bola adidas untuk piala dunia

NFC dikembangkan sejak 2004. Namun, cikal-bakal teknologi ini bisa ditarik ke akhir dekade 1930-an. Kala itu, dikembangkan teknologi bernama electrically small antennae (ESAs), sebuah teknologi yang memanfaatkan antena berukuran mini untuk mentransfer data memanfaatkan gelombang rendah.

Teknologi tersebut awalnya diciptakan sebagai cara komunikasi kapal selam yang digunakan pada Perang Dunia II. ESAs pun digunakan sebagai detektor mineral. Pada 1959, insinyur elektrik asal AS, Harold Wheeler mengembangkan ESAs. Ia menciptakan radiansphere, suatu teknologi antena mini yang mampu menghasilkan gelombang radio dalam lingkup kecil, yang bisa digunakan bertukar data.

Penyematan teknologi NFC pada Telstar 18 masih sebatas gimmick, alih-alih bisa melahirkan fitur fundamental yang baru pada teknologi bola sepak. Salah satu alasannya, NFC ialah teknologi komunikasi yang masih sebatas jarak dekat. Rommler dari perwakilan Adidas juga mengakui bola Telstar 18 yang menggunakan chip NFC di dalamnya merupakan “langkah sangat awal untuk memasuki dunia digital.” Kevin Baxter pun, dalam tulisannya di Los Angeles Times, menyebut bahwa bola sepak yang diklaim canggih ini “hanya memberikan pengguna sangat kecil pilihan untuk berinteraksi dengannya.”

Saat ini, penyematan chip NFC pada Telstar hanya ditujukan untuk memperoleh data-data seputar performa bola. Belum dipergunakan untuk menghadirkan sesuatu yang baru bagi pemain dan para penonton bola. Telstar 18 bukanlah bola sepak “canggih” pertama Adidas. Sebelumnya mereka merilis miCoach Smart Ball, bola yang menggunakan beragam sensor, yang berguna untuk mengukur titik tendangan, putaran, hingga mengukur lintasan. Namun, alih-alih sukses miCoach SMart Ball harus masuk gudang. Bola sepak itu tak kuat digunakan dalam suatu turnamen bola yang sengit.

Dominasi Adidas

Pada 1836 Charles Goodyear mematenkan karet vulkanisasi. Selepasnya, produk-produk yang terbuat dari bahan itu bermunculan, termasuk bola sepak. Goodyear pada 1855 menciptakan bola sepak yang terbuat dari karet vulkanisasi pertama di dunia. Selepasnya, bola sepak dikembangkan lebih jauh. Termasuk dengan menambahkan bahan kulit untuk melapisi bola. Pada dekade 1960-aan, bola yang dilapisi kulit sintetis telah lahir. Bola sepak berevolusi tanpa henti. Revolusi ini pun bisa dilihat dari gelaran Piala Dunia yang mulai bergulir sejak 1930.

Pada 1930, FIFA tidak memiliki “bola resmi” gelaran Piala Dunia yang mereka adakan di Uruguay. Saat itu, ada dua bola sepak yang dipakai: Tiento dan T-Model. Tiento merupakan bola yang dibawa Argentina, sementara T-Model merupakan bola tuan rumah Uruguay.

Pada Piala Dunia 1934 bola sepak yang digunakan ialah bola yang diciptakan pemerintah. Guna mendukung Piala Dunia, Pemerintah Italia menciptakan Federale 102. Di Perancis, kala gelaran Piala dunia 1938 diadakan muncul Allen, bola sepak yang memiliki “merek” pertama. Semenjak 1950 hingga 1966, bola sepak berganti-ganti merek. Mulai dari Duplo T hingga Challenge 4-Star.

Piala Dunia 1970 jadi pijakan awal Adidas memasuk rutin bola sepak di Piala Dunia. Mereka memperkenalkan Telstar. Setelahnya, Adidas tidak pernah absen sekalipun menyuplai bola bagi Piala Dunia. Semenjak 1970 hingga kini, Adidas telah memperkenalkan 13 jenis bola sepak.

Rommler menjanjikan bahwa Adidas tak akan berhenti memperbarui bola sepaknya bagi Piala Dunia. “Bahkan jika seseorang berkata 'Oke, ini adalah bola terhebat sekarang'.”

“Saya bersumpah, dalam empat tahun mendatang Anda akan melihat bola sepak yang benar-benar berbeda untuk Piala Dunia Qatar (2022),” kata Rommler.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2018 atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra