tirto.id - Bagaimana bacaan doa puasa hari ke-24 bulan Ramadhan?
Anak kecil yang belum balig tidak diwajibkan menunaikan puasa Ramadan.
Namun, terkadang ketika melihat teman-temannya berpuasa, tak jarang anak meminta orang tuanya untuk turut berpuasa bersama.
Kadang kala, anak kecil khawatir diejek sebayanya karena dianggap masih kecil, anak manja, dan belum dewasa. Jika tak ada paksaan, maka orang tua dapat mengarahkan anaknya untuk berlatih puasa.
Kendati tidak diwajibkan, anak kecil yang terbiasa beribadah kepada Allah SWT tetap memperoleh pahala dan dijanjikan naungan di hari Kiamat.
"Ada tujuh orang yang akan Allah naungi di Naungan-Nya pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya: seorang pemimpin yang adil, seorang anak yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah ... " (H.R. Muslim).
Dalam buku Risalah Ramadan, Puasa, dan Idul Fitri (2016), disebutkan terdapat dua hikmah membiasakan anak kecil berpuasa selama Ramadan.
1. Melatih Kedisiplinan
Anak yang dibiasakan berpuasa Ramadan akan melatih kedisiplinannya dalam beribadah kepada Allah SWT. Disiplin berpuasa melatih emosi, fisik, dan empatinya
Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, melainkan juga melatih kesabaran bagi Si Kecil.
Jikapun anak tidak tahan berpuasa seharian, orang tua dapat menerapkan jadwal buka puasa di siang hari, kemudian melanjutkan lagi puasa anak kecil tersebut.
Pembiasaan ibadah puasa ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW: "Kebaikan itu harus diadatkan [dibiasakan]," (H.R. Ibnu Majah).
2. Menumbuhkan Rasa Empati
Salah satu hikmah puasa adalah untuk menumbuhkan empati kepada fakir dan miskin. Membiasakan anak berpuasa mengajak mereka merasakan derita yang dialami orang-orang miskin yang sehari-hari merasa lapar.
Kendati demikian, orang tua tidak boleh memaksakan anak untuk menjalankan ibadah yang belum menjadi kewajiban mereka. Pembiasaan berpuasa harus sesuai dengan kerelaan anak dan mendidik mereka berdisiplin, serta berempati kepada orang-orang fakir dan miskin.
Doa Puasa Hari ke-24 Ramadan
Berikut adalah doa puasa hari ke-24 dalam bentuk tulisan bahasa Arab-Latin, beserta terjemahannya.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ فِيْهِ مَا يُرْضِيْكَ وَ أَعُوْذُ بِكَ مِمَّا يُؤْذِيْكَ وَ أَسْأَلُكَ التَّوْفِيْقَ فِيْهِ لأَنْ أُطِيْعَكَ وَ لاَ أَعْصِيَكَ يَا جَوَّادَ السَّائِلِيْنَ
Bacaan latinnya: "Allâhumma innî asaluka fîhi mâ yurdhîka wa a’ûdzu bika mimmâ yu’dzîka wa asalukat taufîqa fîhi lian utî’aka wa lâ a’shîka yâ ajwadas sâilîn."
Artinya : "Ya Allah, aku memohon pada-Mu di bulan yang suci ini dengan segala sesuatu yang mendatangkan keridaan-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari hal-hal yang mendatangkan kemarahan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu kemampuan untuk mentaati-Mu serta menghindari kemaksiatan terhadap-Mu, wahai Pemberi para peminta."
3 Peristiwa Penting Bulan Ramadhan
Berikut adalah 3 kejadian besar dalam bulan Ramadan sebagaimana dikutiplamanNU Online.
1. Diturunkannya Al-Qur'an
Al-Qur'an turun pada 17 Ramadan, atau 13 tahun sebelum Hijriah. Di dalam surah Al-Qadr ayat 1, terdapat keterangan mengenai peristiwa turunnya Al-Qur'an. Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya,"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan,".
Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW sedang menyendiri di Gua Hira, menjauhi keramaian, dengan bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kemudian datanglah malaikat Jibril sebagai utusan-Nya.
Seperti disebutkan dalam surah Al-'Alaq ayat 1-5, kemudian Jibril menyampaikan ayat-ayat pertama di dalam Al-Quran.
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya".
2. Perang Badar
Perang Badar terjadi pada 17 Ramadan, tahun kedua dalam Hijriah. Perang melibatkan 313 tentara muslim melawan sekitar 950 pasukan musuh.
Perang ini dianggap sebagai pembeda lantaran menandai awal kejayaan kaum muslim. Melalu perang badar, Allah SWT juga telah memuliakan posisi umat Islam dengan kemenangan yang berpihak kepada mereka.
Melalui surah Al-Anfal 41, Allah SWT berfirman:
".......jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".
Berbicara mengenai makna "dua pasukan" tersebut, Madropidalam"Keistimewaan bulan ramadhan dan kemuliaanya" menjelaskan bahwa hal itu ialah menandai bertemunya pasukan kaum Muslimin dan kaum Musyrikin dalam perang Badar.
3. Pembebasan Kota Makkah
Fathu Mekah atau penaklukan Makkah terjadi pada tanggal 20 Ramadan di tahun ke 8 Hijriah. Peristiwa ini dianggap bersejarah lantaran Nabi Muhammad beserta sahabat sukses menaklukkan kota Makkah.
Sebelumnya, kota Makkah menjadi pusat kegiatan kaum Quraisy. Mereka melanggar sebuah perjanjian Hudaibiyyah hingga berusaha memerangi umat nabi.
Namun, setelah dimenangkan oleh kaum muslim yang dalam kondisi sedang berpuasa, kota tersebut berubah menjadi kota dengan penuh perdamaian.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yulaika Ramadhani