tirto.id - Harga cabai rawit disejumlah daerah kian meroket. Di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur harga cabai mencapai Rp130 ribu per kilogram, sementara di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, harga cabai merah mencapai Rp160 ribu per kilogram.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan salah satu cara menekan harga cabai rawit yang sedang meroket di berbagai daerah adalah dengan mempermudah distribusi barang.
"Kedepannya harus lebih tertib dan lebih teratur, supaya bisa mengantisipasi agar jangan terjadi seperti ini," kata Darmin di Jakarta, Senin (13/2/2017).
Lebih lanjut Darmin menjelaskan, langkanya cabai rawit saat ini, disebabkan oleh meningkatnya permintaan masyarakat dan faktor cuaca, selain itu juga akibat distribusi cabai rawit yang belum sepenuhnya merata.
Meski demikian, menurut dia, ada beberapa daerah yang kelebihan pasokan cabai rawit, namun barang itu tidak bisa tersalurkan ke daerah yang mengalami kekurangan suplai cabai.
"Tentu yang bisa dilakukan adalah mencari dari daerah yang ada surplus, kemudian membawa ke daerah yang kekurangan. Yang melakukan itu kan pedagang," ujar Darmin.
Selain itu, Darmin juga meminta masyarakat untuk tidak lagi bergantung sepenuhnya dengan cabai rawit dan mulai mencari alternatif pengganti produk pangan tersebut, mengingat kurangnya pasokan saat ini.
"Memang seharusnya dari awal kita mulai membiasakan masyarakat, bukan cuma cabai rawit, tapi yang lain juga, jangan harus yang segar melulu," ungkap Darmin.
Meski demikian, lanjut Darmin, pemerintah sedang berusaha mengatasi masalah kelangkaan cabai, dengan membuat program cabai bubuk yang secara kualitas rasanya tidak jauh berbeda dengan cabai merah.
Saat ini, menurut laporan Antara, kenaikan harga cabai rawit terjadi di berbagai daerah, seperti di Bandar Lampung, Nunukan, Madiun, Sumenep, Palu dan Jember, dengan harga rata-rata sebesar Rp90.000 sampai Rp130.000 per kilogram.
Meski inflasi Januari dipengaruhi oleh faktor "administered prices", namun cabai rawit menjadi salah satu bahan pangan yang mengalami kenaikan harga dan menjadi salah satu penyumbang inflasi tinggi pada Januari.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto