Menuju konten utama

Daerah yang Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Menurut BMKG

BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang hingga 08 Oktober 2022.

Daerah yang Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Menurut BMKG
Ilustrasi Cuaca. foto/istockphoto

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan berdasarkan memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini diindikasikan terdapat signifikansi dinamika atmosfer sehingga dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia.

"Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas serta aktifnya fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin sehingga dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan yang diterima redaksi Tirto.

Guswanto mengatakan, berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang hingga 08 Oktober 2022 berpotensi terjadi di beberapa wilayah, yaitu,

1. Aceh

2. Sumatera Utara

3. Sumatera Barat

4. Kepulauan Riau

5. Riau

6. Kepulauan Bangka Belitung

7. Jambi

8. Bengkulu

9. Sumatera Selatan

10. Lampung

11. Banten

12. DKI Jakarta

13. Jawa Barat

14. Jawa Tengah

15. DI Yogyakarta

16. Jawa Timur

17. Bali

18. Nusa Tenggara Barat

19. Kalimantan Barat

20. Kalimantan Timur

21. Kalimantan Utara

22. Kalimantan Tengah

23. Sulawesi Utara

24. Sulawesi Tengah

25. Sulawesi Barat

26. Sulawesi Selatan

27. Sulawesi Tenggara

28. Papua Barat

29. Papua

Sementara itu, Guswanto juga mengatakan bahwa hingga 7 Oktober mendatang juga terjadi potensi pertumbuhan awan cumulonimbus (CB) di wilayah udara Indonesia, di antaranya,

Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL / Occasional) selama 7 hari ke depan diprediksi terjadi di:

- Laut Andaman

- Laut Cina Selatan

- Laut Sulu

- Laut Filipina

- Samudera Hindia barat daya hingga barat Pulau Sumatera

- Sebagian Pulau Sumatera dan Pulau Jawa

- Selat Karimata

- Laut Jawa

- Sebagian besar Pulau Kalimantan

- Selat Makassar

- Laut Sulawesi

- Kepulauan Maluku

- Laut Banda

- Sebagain kecil Pulau Sulawesi dan Pulau Papua

- Laut Aru

- Samudera Pasifik Utara Pulau Papua

Sedangkan awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial >75% (FRQ / Frequent) selama 7 hari ke depan diprediksi terjadi di:

- Samudera Pasifik barat daya Pulau Sumatera

- Papua bagian tengah

Sementara itu, untuk potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia hingga 8 Oktober 2022 diperkirakan akan terjadi di beberapa lokasi, di antaranya

- Kategori tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter berpotensi terjadi di Selat Malaka, Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh, Perairan barat P. Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan barat Lampung, Perairan Bengkulu, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Perairan selatan Bali hingga NTT, Samudra Hindia selatan Banten hingga NTT.

Guna mengantisipasi potensi cuaca ekstrem tersebut, Guswanto merekomendasikan beberapa hal, yaitu,

1. Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

3. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

4. Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).

5. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.

6. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui,

a) Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level kecamatan

b) Akun media sosial @infobmkg

c) Aplikasi iOS dan android "Info BMKG"

d) Call center 196 BMKG

Baca juga artikel terkait CUACA EKSTREM atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya